Bagikan:
STARBANJAR - Bus trans Banjar Bakula dengan konsep dengan program Buy The Service (BTS) secara resmi diluncurkan di Terminal Gambut KM 17 Jalan Ahmad Yani, Rabu (22/12/2021) siang.
Dengan tradisi Batapung Tawar, secara simbolis bus BTS trans Banjarbakula dioperasikan. Secara keseluruhan Kalsel akan kedatangan 75 unit bus baru dari Kemenhub.
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor bersyukur kehadiran transportasi massal ini memperkuat konektivitas di wilayah Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Barito Kuala, dan Tanah Laut (Banjar Bakula).
Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Soeharto mengungkapkan bus BTS Trans Banjar Bakula memperkuat konektivitas dan mobilitas antar masyarakat melalui transportasi massal.
"Kita melihat di pusat-pusat kota dipenuhi dengan transposisi pribadi, dengan adanya angkutan ini Insya Allah (kemacetan) akan berkurang," ujar Soeharto kepada awak media usai acara.
Dia berpesan harus ada intervensi dari Pemda untuk membatasi pergerakan kendaraan pribadi dan mulai beralih ke transportasi umum.
Bukan tanpa alasan, Soeharto menyebut berdasarkan data Kemenhub rerata pertumbuhan kendaraan pribadi di Indonesia mencapai 13 persen per tahun. Sedangkan pertumbuhan sarana dan prasarana jalan kurang dari 1 persen per tahun.
"Kalau tidak ada kebaikan push (dorong) dan pull (tarik) maka masyarakat tidak akan mungkin beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum," ungkap dia.
Beberapa kota besar, sambung Soeharto sejumlah kebijakan push and pull untuk membatasi kendaraan pribadi lazim digunakan. Salah satunya pemberlakuan ganjil dan genap di ruas jalan tertentu. Kebijakan ini bisa saja diadopsi Pemda Banjarbakula.
Saat ini, Kemenhub masih menggratiskan tarif Bus BTS ini, guna untuk menarik minat masyarakat menggunakan transportasi massal.
Operator bus berencana menerapkan cashless untuk menggunakan moda transportasi massal ini.
Dia menjamin kenyamanan dan keamanan warga yang menggunakan transportasi massal ini, sebab sudah dilengkapi dengan fasilitas full AC dan CCTV.
"Bus tidak akan berhenti di sembarang tempat, karena sudah ada titik-titik point pemberhentian bus, yang sudah terjadwal dengan rapi," jelas Soeharto.
"Kita akan integrasikan antara fungsi-fungsi reduce dengan di wilayah trans Banjarbakula, dengan fungsi-fungsi transportasi massal," ujar Soeharto.
Dia memahami untuk membangun transportasi massal yang ideal tentu harus ada kolaborasi antara Pemda dengan usaha.
"Misalnya Nanti bisa saja Bank Kalsel membangun halte bus," imbuh Soeharto.