starbanjar.com
IMG-20240131-WA0053.jpg

Hadir Kelompok Minoritas, GUSDURian Banjarmasin Gelar Forum Demokrasi di Kampung Buku

M Rahim Arza
31.1.2024

GUSDURIAN Banjarmasin menggelar Forum Demokrasi dan Haul Gus Dur ke-14 bersama kelompok organisasi dan masyarakat di Kampung Buku Banjarmasin, Jalan Sultan Adam, pada Rabu (31/1/2024) malam.

Dengan mengusung tema: Meneladani Budaya Etika Demokrasi Gus Dur, yang menghadirkan kedua narasumber yakni Azhari Fadli (Anggota Komisioner KPU Kota Banjarmasin) dan Salma Safitri (Pegiat GUSDURian), yang dipandu oleh Arief Budiman (Koordinator Gardu GUSDURian Banjarmasin).

Penyerahan simbolis buku ‘Gus Dur & NU’

Anggota Komisioner KPU Kota Banjarmasin, Azhari Fadli mengingat sosok Gus Dur dalam memandang politik Indonesia harus melihat aspek etika. Karena, menurutnya dasar membangun bangsa dari hal kecil tersebut.

"Fase di mana krisis moral itu terjadi. Di lapisan masyarakat, entah itu pelajar, mahasiswa dan kelompok lain yang masih kurang dipupuk dengan nilai moralitas.

"Istilah Gus Dur, moralitas politik. Harus politiknya yang bermoral, tak hanya beragama saja. Karena agama itu hanya support system dalam mendorong moral," ujarnya.

Dalam artian, Azhari menilai orang yang memiliki moral akan bersikap dengan etikanya saat menjalankan tugas atau pekerjaannya. Sehingga sesuai pesan Gus Dur, dia menegaskan politiknya yang harus bermoral, bukan negara yang bermoral dalam konteks agamanya.

"Ketika bernegara dalam konteks agama, maka akan ada kepentingan-kepentingan itu," ungkap Azhari.

Adapun Salma Safitri, Pegiat Jaringan GUSDURian asal Batu itu menjelaskan polarisasi politik tidak bisa kita hindarkan dalam masa Pemilu 2024 ini. Menurutnya, sangat wajar tergolong-golong karena banyak kepentingan kelompok untuk memenangkan kontestasi tersebut.

"Tidak apa, tak masalah. Biarin aja, banyak partai yang muncul berkoalisi. Pertanyaannya, apakah anak muda dapat kritis melihat ini," terang dia.

Salma mengatakan, pandangan politik harus berpihak kepada kondisi rakyatnya. Misalnya aspek lingkungan, dia menyebut para elit partai kini apakah sudah konsen terhadap itu. 

"Atau malah merusak lingkungan," tegasnya.

Sementara, Koordinator GUSDURian Kota Banjarmasin Arief Budimana menyampaikan bahwa tujuan pihaknya adalah mendorong kualitas demokrasi di Indonesia. Baginya, nilai-nilai demokrasi sangat penting dibangun sekarang, dan layaknya tindakan almarhum Gus Dur menguatkan di wilayah kerakyatan.

"Salah satunya ketidaknetralan negara. Sehingga, kami membentuk Gardu Pemilu Gusdurian itu," kata Arief.

Bahkan, Arief bersama Gusdurian Banjarbaru berfokus juga memperhatikan kelompok yang terpinggiran (Marginal) atau minoritas dalam kontestasi pemilu 2024.

"Kami mendengarkan keluhan dan gagasan mereka, jadi suaranya sama haknya," kata dia.

Dalam kegiatan ini turut berhadir dari Komunitas Narasi Perempuan, Nahdatul Ulama (NU), Ahmadiyah, Syiah, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) dan sebagainya. Diakhiri dengan penyerahan buku 'Gus Dur & NU'.

Foto bersama di Kampung Buku Banjarmasin