starbanjar.com
Ssss
Ssss

Harus Lebih Berisi, Debat Kandidat Pilwali Banjarmasin Dinilai Masih Datar dan Membosankan

Ari Arung Purnama
02.11.2020

STARBANJAR- Debat terbuka kandidat Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Banjarmasin yang dilaksanakan di Studio TVRI Kalsel Jumat (30/10/2020) dinilai datar oleh Pakar Komunikasi, Muhammad Muthahari Ramadhani. Lulusan S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Brawijaya ini mengatakan jalannya debat ini cenderung pasif, tidak seperti debat pada umumnya yang timbal baliknya dilakukan secara aktif.

“Hal-hal yang dipaparkan secara keseluruhan cuma normatif, basa-basi. Jika dari sudut pandang masyarakat umum, saya rasa debat ini membosankan,” tegasnya saat dihubungi melalui Whatsapp Sabtu (31/10/2020).

Lebih rinci lagi, Muthahari membedah performa tiap paslon didebat pertama ini. Dia menilai dari aspek komunikasi politik, publik speaking, persuasif dan kapabilitas paslon (wawasan dan master plan). Selain itu sinergitas antara ketua dan wakil ketua serta bahasa tubuh juga dinilai penting bagi Hari, sapaan akrabnya.

Berdasarkan itu, dia mengurutkan paslon dengan performa terbaik dari paslon nomor urut 4, Ananda-Mushaffa Zakir. Setelah itu disusul dengan petahana, Ibnu Sina-Arifin Noor paslon nomor urut 2. Kemudian paslon nomor urut 1, Haris Makkie-Ilham Nor. Terakhir, paslon nomor urut 3, Khairul Saleh-Habib Ali.

“Saya memberikan peringkat pertama kepada paslon nomor urut 4 sebab penjelasannya berbobot namun disampaikan dengan sederhana sehingga bisa dimengerti orang awam. Persuasifnya juga dapat,” jelasnya.

Minusnya ada di performa wakilnya, yakni Mushaffa Zakir yang pada satu babak kehabisan waktu untuk menjelaskan program mereka. Namun hal tersebut bisa diperbaiki Zakir diparuh terakhir dimana dia terlihat vokal menepis argument-arugmen lawannya.

Setelah itu, alasan Hari menempatkan Ibnu Sina-Arifin Noor diperingkat kedua adalah data yang lebih akurat dan bobot yang dibawa dalam perdebatan lebih berisi. Walaupun tidak sepersuasif Ananda, cara komunikasinya sudah cukup bagus. Selain itu, Hari melihat bahwa chemistry Ibnu Sina-Arifin Noor lebih baik dibanding Ananda-Mushaffa.

“Sebagai petahana, dia memiliki data yang lebih lengkap daripada penantang. Saya lihat dia juga menyebutkan beberapa pencapaiannya selama menjabat sebagai walikota Banjarmasin. Tapi sebagai Petahana juga, dia mendapatkan serangan dari seluruh penantang,” menurut Hari.

Selanjutnya alasan dia menempatkan paslon nomor urut 1, Haris Makkie-Ilham Nor di peringkat ketiga karena terlihat dominasi bicara leih banyak ke Haris dibanding wakilnya, Ilham. Selain itu jumlah program yang ada 15 butir itu dinilai Hari terlalu panjang untuk dipaparkan dalam waktu yang singkat. Selain itu, dia menggunakan bahasa yang berbelit-belit yang susah dimengerti orang awam.

Terakhir, paslon nomor urut 3, Khairul Saleh-Habib Ali. ditempatkan diperingkat keempat. Hari mengatakan hal tersebut karena gagasan yang dipaparkannya tidak ada sistematika yang jelas dibandingkan dengan paslon yang lain. Selain itu, dominasi dari Khairul saleh membuat peran Habib Ali sangat minim dalam perdebatan ini.

“Untuk menarik lebih banyak atensi, saya rasa paslon nomor 3 harus memperbaiki kekurangannya didebat pertama,” tukas Hari.

“Saya berharap debat kedua mendatang akan lebih baik lagi,” pungkasnya.

Sebelumnya diwartakan, KPU Kota Banjarmasin menggelar Debat Publik untuk calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin, Jumat (30/10) malam. Debat terbuka 4 pasangan calon tersebut disiarkan melalui channel TVRI Kalimantan Selatan selama 2,5 jam dari pukul 8 malam.

Debat yang dimoderatori Andi Tenri Sompa, akademisi FISIP Universitas Lambung Mangkurat ini dibagi dalam tiga segmen. Segmen pertama diisi dengan penyampaian visi misi paslon, segmen kedua pendalaman, segmen tiga tanya jawab antar paslon dan ditutup dengan closing statement dari masing-masing paslon.

Dalam penyampaian visi misi, keempat paslon nampak kompak membahas mengenai penanggulangan dampak pandemi Covid-19 baik dari segi ekonomi, maupun sosial.

Pasangan nomor urut 1, Haris Makkie dan Ilham Nor membawakan 15 misi dalam rangka mengatasi dan membangkitkan ekonomi masyarakat Banjarmasin setelah pandemi. Sementara pasangan Khairul Saleh dan Habib Muhammad Ali Al Habsyi dengan nomor urut 3 menyampaikan kesejahteraan masyarakat tidak hanya berupa fisik namun juga nonfisik.

Ananda dan Mushaffa Zakir, paslon nomor 4 membawakan 4 visi dan 4 misi yang lebih berfokus pada pemberdayaan perempuan, usaha lokal, dan bantuan pendidikan. Sementara paslon petahana, Ibnu Sina dan Arifin Noor dengan slogannya “Banjarmasin Baiman 2” selain berfokus pada sektor ekonomi dan kesehatan, ia juga berfokus pada pengelolaan infrastruktur dan tata ruang serta pengembangan pariwisata berbasis sungai.

Dalam debat tersebut masing-masing paslon diberi batasan waktu dalam penyampaian baik pertanyaan maupun penjabaran visi misi. Tiap paslon juga diberi kesempatan melontarkan pertanyaan kepada paslon lainnnya.

Debat ini merupakan debat pertama dari tiga debat yang dijadwalkan KPU Banjarmasin. “Debat publik adalah salah satu jenis kampanye yang difasilitasi KPU,” ucap Rahmiati Wahdah, Ketua KPU Kota Banjarmasin.

Wahdah pun berharap dengan diadakannya debat publik ini masyarakat dapat mengetahui visi misi paslon dan dapat menentukan pilihan pada hari pencoblosan tanggal 9 Desember mendatang.