starbanjar.com
smiling-lot-while-using-mobile-phone.jpg
Ilustrasi generasi Z. (Freepik)

Industri Asuransi dalam Tantangan Menghadapi Kebiasaan Konsumtif Generasi Z

Redaksi Daerah
28.2.2024

JAKARTA – Industri asuransi akhir-akhir ini sedang ‘menguji taringnya’ di pasar generasi Z (penduduk dengan kelahiran sekitar tahun 1997-2012). 

Kendati demikian, upaya ini tentu tidak tanpa tantangan. Mulai dari gaya hidup Gen Z yang cenderung konsumtif hingga masih awamnya terhadap perencanaan keuangan pun melatarbelakangi tantangan tersebut. 

Chief Customer and Marketing Officer PT Prudential Life Assurance Indonesia Karin Zulkarnaen mengatakan, ada beberapa tantangan yang menyelimuti industri asuransi dalam menjaring Gen Z.

Tantangan yang pertama adalah kebanyakan Gen Z saat ini belum meniti dunia karier sehingga faktor pendapatan adalah hal yang menghambat Gen Z untuk melirik asuransi. 

“Tantangan lainnya belum semua Gen Z paham mengenai perencanaan keuangan, jadi masih lebih fokus ke jangka pendek yang sifatya terkadang konsumtif yang berhubungan dengan gaya hidup, kadang itu lenbih didahulukan dibandingkan jangka panjang, seperti kebutuhan pangan, pergi saat weekend, hingga konser,” kata Karin kepada para wartawan dalam acara peluncuran produk PRUFuture dari Prudential Indonesia beberapa waktu lalu. 

Walau begitu, tantangan terkait dengan gaya hidup Gen Z yang konsumtif itu justru menjadi suatu problematika yang diharapkan dapat menambah nilai solusi para produk asuransi, setidaknya menurut kacamata Prudential Indonesia. 

Karin mengatakan bahwa Prudential membawa PRUFuture, produk asuransi yang ditargetkan kepada generasi milenial dan Z, adalah suatu upaya perusahaan dalam mensosialisasikan edukasi keuangan selain fungsinya sebagai proteksi. 

Melalui produk ini, Prudential berharap Gen Z dapat memahami bahwa selain melihat hal-hal yang bersifat jangka pendek seperti konser dan sebagainya, kebutuhan jangka panjang pun sudah harus mulai diberi perhatian. 

“Bisa mulai dari hal-hal simpel seperti tabungan, dana darurat, dan asuransi,” papar Karin.

Dalam kesempatan yang sama, Karin juga menjelaskan bahwa Gen Z adalah rentang umur yang baru mulai potensial untuk diserap oleh perasuransian. 

“Saat ini nasabah baru Prudential tahun lalu sekitar 65% nya milenial dan Gen Z, jadi menurut kita memang itu pasar di mana kita harus menciptakan produk tepat, komunikasi lebih intensif membuat produk yang pas sesuai dengan selera dan kebutuhannya supaya banyak yang beli,” ucapnya.

Untuk diketahui, Prudential Indonesia mempersembahkan Asuransi Jiwa PRUFuture yang diprakarsai dalam rangka menyasar generasi milenial dan Z.

Produk ini dihadirkan Prudential sebagai produk asuransi jiwa yang lebih simpel dibanding produk asuransi Prudential lainnya, lebih mudah dipahami, premi terjangkau untuk generasi milenial dan Gen Z yang baru meniti dunia karier atau menikah, serta menyajikan berbagai manfaat optimal untuk melindungi dana jangka panjang.

Survei Empowering Aspirations: Financial Preparedness in Asia yang dilakukan oleh Prudential plc di lima negara, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa generasi milenial dan Z mulai memberikan perhatian pada pentingnya perlindungan dengan menyisihkan sebagian penghasilan mereka untuk berasuransi.

Sebanyak 82% dari generasi milenial dan Z menganggap asuransi sebagai jaring pengaman (safety net) untuk menjaga stabilitas keuangan mereka. Dengan memperhatikan tantangan dan peluang ini, Prudential Indonesia meluncurkan produk asuransi jiwa yang mereka sebut sebagai #SimpelTapiBerarti, yaitu PRUFuture. 

Karin menyebutkan, dengan melihat penetrasi asuransi yang masih rendah, sekaligus sebagai upaya menciptakan perlindungan yang lebih komprehensif guna melindungi dana masa depan keluarga kini dan nanti, Prudential merancang Asuransi Jiwa PRUFuture dengan masa pembayaran premi yang fleksibel agar lebih terjangkau oleh masyarakat dari berbagai kalangan, khususnya bagi keluarga muda, pengantin baru, dan anak-anak muda yang baru mulai berasuransi.

Karin pun menyebutkan bahwa data dari Indonesia Gen Z Report 2024 mencatat 73,7% dari generasi Z sudah memikirkan untuk menikah dan membina keluarga. 

Hal ini berarti mereka mulai mempertimbangkan untuk melindungi keluarga mereka tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara finansial. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 27 Feb 2024 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 28 Feb 2024