starbanjar.com
images (11).jpeg

Jamur "Cordyceps" The Last Of Us Ternyata Bukan Fiktif, Bisa Bikin Jadi Zombie?

Redaksi Starbanjar
28.1.2023

STARBANJAR- Keberadaan jamur Cordyceps menjadi perhatian setelah serial The Last Of Us tayang di HBO. Dalam film yang mengadaptasi dari video Game ini, jamur Cordyceps disebut sebagai sumber wabah apokaliptik yang mengubah manusia menjadi zombie.

Meski dikira merupakan jamur buatan alias fiksi, nyatanya, jamur Cordyceps memang ada di kehidupan sekitar manusia. Fakta menarik lainnya, jamur ini benar-benar bisa mengubah mahluk hidup menjadi zombie.

Namun perlu diketahui, jamur ini tak mengubah manusia menjadi zombie. Tapi, ia akan menjadi parasit bagi sejumlah serangga dan mengubahnya menjadi zombie.

Mengutip National Library of Medicine Jumat, 27 Januari 2023, jamur ini merupakan gabungan genus jamur yang tumbuh di serangga. Jamur ini termasuk satu dari salah satu tipe jamur yang terdiri dari kisaran 400 spesies.

Jamur ini adalah dikategorikan sebagai jamur parasit yang tumbuh pada larva serangga. Jenis jamur Cordyceps ini biasanya hidup dalam semak hutan tropis dunia, yang biasanya menyerang para serangga seperti semut.

Jika jamur ini menginang pada seranga bisa dipastikan hewan tersebut akan berubah menjadi zombie secara perlahan.

Saat menjadikan inangnya zombie,  jamur cordyceps akan menghilangkan jaringan lunaknya dan menumbuhkan batang panjang ramping hingga mampu tumbuh di luar tubuh sang inang.

Jika jamur tersebut menginang pada semut, maka Cordyceps mampu mengambil alih sistem saraf dan otak semut dan merubahnya menjadi zombie.

Cordyceps akan menggunakan tubuh semut untuk menopang hidupnya bertujuan melengkapi siklus hidup jamur ini. Adapun jaringan tubuh dari semut yang terinfeksi jamur ini akan dimakan dan digantikan oleh organ-organ tubuh dari jamur tersebut.

Pada perilaku semut yang terinfeksi jamur ini, serangga yang sudah diserang otaknya akan naik ke atas batang atau tumbuhan lainnya. Semut yang telah terinfeksi ini akan cenderung berusaha mencari sinar matahari yang paling terang.

Secara perlahan tapi pasti, semut yang berjalan tertatih mencari cahaya ini ini akan terus merangkak naik dan berhenti bergerak sebelum akhirnya mati perlahan.

Selang beberapa jam setelah hewan ini mati, kepala semut akan langsung  ditempati oleh jamur Cordyceps dengan cara menembus tengkoraknya dari dalam tubuh semut.

Setelah mengambil alih tubuh semut, jamur Cordyceps ini akan terus tumbuh panjang hingga membentuk batang lidi. Tumbuhan ini akan terus tumbuh hingga pada akhirnya bagian ujung jamur akan pecah dan menebarkan sporanya.

Bagai lingkaran setan, spora yang menyebar ini akan kembali menyerang semut atau bahkan serangga lainnya yang berada di sekitar lokasi kejadian.

Namun yang menarik bagi hewan yang tak terinfeksi Cordyceps, sama seperti halnya manusia yang cenderung akan mempertahankan diri ketika diserang zombie, semut pun melakukan hal serupa.

Jika ada seekor semut yang telah terinfeksi dari kejadian yang menimpa semut lainnya, semut biasanya akan berjaga-jaga seandainya kejadian serupa kembali terjadi. Para semut penjaga biasanya akan memperhatikan tingkah semut zombie ini dan mengangkutnya untuk dibuang jauh terpisah dari koloni semut yang lain.

Mengenai apakah jamur Cordyceps ini mampu terkena manusia, masih belum diketahui. Namun, Dr. Hughes dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa penjangkitan terhadap manusia nyaris mustahil karena jamur ini punya sifat yang berbeda dengan virus.