starbanjar.com
IMG-20220919-WA0022.jpg
Akaricita tampil pada acara Jazz Music Camp di Objek Wisata Limbuhang, Desa Haliau, HST. (Istimewa)

Barabai Jazz Music Camp 2022, Akaracita Senandungkan Bunyi Gamalan di Gua Limbuhang

Redaksi Starbanjar
19.9.2022

Komunitas seni Akaracita menghibur puluhan warga pada pergelaran Barabai Jazz Music Camp 2022 di Kawasan Desa Haliau, Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan. Mereka tampil beda di antara musisi band lainnya, serta para pemain alat bonang, saron, gambang dan seruling, menjadi warna tersendiri dalam alunan musik pada malam itu.

Kegiatan ini merupakan sebuah gerakan menuju desa mandiri melalui pemanfaatan ekonomi kreatif oleh Pemerintah Desa Haliau dan BUMdes-nya. 

"Kegiatan ini juga dibantu oleh kelompok kreatif JAM Organizer. 
Akaracita menjadi pembeda pada malam itu. Karena membawakan karya mini album Derana dengan Gamalan Banjar," ucap Novyandi Saputra dalam siaran persnya, Senin (19/9/2022).

Kata Novyandi, lantunan-lantunan yang syahdu dan romantic membawa penonton pada suasana yang tenang. Menurutnya, suasanan Gua Limbuhang yang remang-remang menambah kuat daya artistic ruang panggung malam itu.

"Akaracita membawakan empat karya, yakni Binar, Jeda, Dan Malam, dan Luruh. Keempat lagu ini mampu memberikan suasana berbeda," jelasnya.

Composer Akaracita, Novyandi Saputra memukul bonang.

Novyandi menjelaskan Gamalan itu adalah jazz. Karena akar dari jazz adalah kebebasan dan perlawanan. "Kesenian tradisional seperti gamalan Banjar rakyatan yang kami bawakan ini. Sebenarnya juga lahir dari spirit kebebasan dan perlawanan terhadap kemapanan music Gamalan Keraton dulunya," ucap Composer Akaracita itu.

Selain itu, Feriadhi yang merupakan gitaris dari Akaracita juga menyampaikan, bahwa karya Derana ini adalah upaya membawa Gamalan Banjar ke ruang yang lebih Pop. Baginya agar Gamalan Banjar juga bisa dinikmati dengan cara baru dan sudut pandang orang hari ini.

Selain Akaracita, pada malam itu juga turut dimeriahkan oleh Penembak Jitu, B-Voice, Parisj Van Borneo String Ensamble, Kampung Kustik, Arion.kustik, Solo Gitar Jayadi Firdaus, Solo Drum EL, dan Tari Kontemporer dari Feby dan Anggi.

Nopi yang juga Wakil Ketua Umum DPW GEKRAFS Kalsel juga menceritakan gelaran Jazz di Desa Haliau pada kemaren itu memberikan satu pemandangan yang tak perlu jargon gotong royong.

Kata Nopi, masyarakat Desa Haliau melalui pemerintah desa dan Bumdes Haliau ini bergotong royong dalam membangun ruang ekspressi dan  melahirkan serta mengembangkan ruang kultural yang organik, dan mempertemukan banyak kalangan melalui ekspresi Jazz.

"Bagi saya, gerak seperti ini adalah jazz sesungguhnya. Mereka melakukan perlawanan jargon-jargon kegotongroyongan dengan sikap langsung yang organik lagi organis," kata dia.

Kata dia, itulah bedanya kehidupan syahdu desa dan hiruk pikuk kota yang kekurangan waktu untuk beraktifitas, sehingga sebenarnya perlu untuk menikmati ruang-ruang seperti ini. "Selain itu dengan adanya event-event seperti ini, maka ini menjadi sebuah langkah nyata bahwa ruang kreatif itu bisa tumbuh dan berkembang di mana saja tak terkecuali di desa."

Menurutnya, Desa Haliau memberi kita sebuah semangat yang nyata tentang hal itu. Kami dari Akaracita berharap event ini bisa berlangsung setiap tahun dan menjadi lumbung ekonomi baru melalui kerja kreatif masyarakat dan menjadi event yang membentuks sebuah pola kolaborasi antar steakholder.