Bagikan:
JAKARTA - Hari Bahasa Ibu Internasional diperingati setiap tanggal 21 Februari sebagai pengakuan terhadap pentingnya bahasa ibu dalam memelihara dan menyebarkan warisan budaya.
Bahasa adalah cermin dari keanekaragaman budaya di seluruh dunia. Dengan merayakan bahasa ibu, kita dapat menghargai beragam warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Seperti diketahui, saat ini ada lebih dari 7 ribu bahasa di dunia, dan setiap bahasa memiliki keunikan dan kemajemukan linguistiknya sendiri. Merayakan bahasa ibu adalah langkah untuk mengakui dan memelihara keanekaragaman ini.
Dikutip TrenAsia.com dari laman resmi UNESCO, Bangladesh adalah negara yang memulai gagasan merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional. Keputusan ini disetujui dalam pertemuan besar UNESCO tahun 1999 dan sudah dirayakan di seluruh dunia sejak tahun 2000.
Pada tahun 2002, PBB, lewat Majelis Umumnya, setuju untuk merayakan hari ini.
Pada tanggal 16 Mei 2007, PBB kembali berbicara tentang bahasa. Mereka mengatakan kepada negara-negara di dunia untuk melindungi dan melestarikan semua bahasa yang digunakan oleh berbagai bangsa.
Mereka juga menyatakan tahun 2008 sebagai Tahun Internasional Bahasa, di mana kita harus mempromosikan persatuan melalui keanekaragaman dan pemahaman internasional. UNESCO ditunjuk sebagai organisasi utama untuk memimpin perayaan tahun itu.
UNESCO yakin bahwa keberagaman budaya dan bahasa sangat penting untuk masyarakat yang dapat berkelanjutan. Dalam tugas mereka untuk menciptakan perdamaian, UNESCO bekerja keras untuk menjaga perbedaan budaya dan bahasa yang bisa meningkatkan toleransi dan penghargaan terhadap orang lain.
Masyarakat yang menggunakan banyak bahasa dan memiliki kebudayaan yang beragam tetap ada melalui bahasa mereka. Bahasa membantu mengirimkan dan menjaga pengetahuan serta budaya tradisional secara berkelanjutan.
Sayangnya, keberagaman bahasa semakin terancam karena banyaknya bahasa yang menghilang. Sebanyak 40% penduduk dunia tidak bisa mengakses pendidikan dalam bahasa yang mereka pahami. Meski begitu, ada kemajuan dalam pendidikan multibahasa, terutama di awal-awal masa sekolah, dan semakin banyak dukungan untuk pengembangannya dalam kehidupan sehari-hari.
Perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional tahun 2024 berfokus pada tema "Pendidikan multibahasa sebagai pondasi pembelajaran antargenerasi." Saat ini, 250 juta anak dan pemuda belum mendapatkan kesempatan sekolah, dan 763 juta orang dewasa tidak memiliki keterampilan melek huruf dasar.
Pendidikan menggunakan bahasa ibu mendukung proses belajar, melek huruf, dan penguasaan bahasa tambahan.
UNESCO akan mengadakan acara khusus dengan dua diskusi panel mengenai pendidikan multibahasa sebagai bagian penting dari pembelajaran yang berkualitas. Acara ini digelar pada tanggal 21 Februari (pukul 10 pagi-1 siang waktu Paris) di Markas Besar UNESCO.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 21 Feb 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 21 Feb 2024