starbanjar.com
Ilustrasi - Daging yang tidak banyak lemak menjadi asupan protein hewani yang bagus untuk pasien kanker prostat.
Ilustrasi - Daging yang tidak banyak lemak menjadi asupan protein hewani yang bagus untuk atlet.

Kenapa Atlet Harus Mengonsumsi Banyak Protein?

Ahmad Husaini
23.2.2023

STARBANJAR - Seperti yang telah diketahui secara luas bahwa zat gizi makro dibagi menjadi empat, yaitu karbohidrat, lemak, protein, dan air. 

Jika karbohidrat dan lemak lebih berperan sebagai pemberi energi, maka berbeda dengan protein, yang berfungsi menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dan ideal.

Dr. Mury Kuswari Nutritionist, Researcher on Sport Nutrition & Fitness mengatakan asupan protein yang cukup bagi atlet akan membantu mendukung proses pemulihan sel-sel otot, meningkatkan massa otot, dan meningkatkan kecepatan, yang tentunya akan mengoptimalkan performa para pemain saat bertanding. 

"Selain itu, protein juga penting sebagai bahan pembentuk sel imun tubuh. Ketika menjelang dan selama kompetisi, daya tahan tubuh perlu dijaga agar atlet dapat bertanding dengan maksimal," ujar Mury dalam keterangannya, Kamis (23/2/2023). 

"Untuk mendapatkan manfaat tersebut, atlet olahraga disarankan mengkonsumsi protein sebanyak 1,3-1,8g/kg berat badan dengan 20-25g setiap porsi dan 1,7-3,5g leucine setiap 4-5 waktu makan per hari,” tambahnya.

Mury menjelaskan Leucine, bersama isoleucine dan valine, masuk ke dalam kelompok asam amino rantai bercabang atau BCAA, yang merupakan asam amino esensial dengan fungsinya membantu menjaga performa optimal, mencegah penurunan massa otot, dan dapat ditemukan dalam beberapa sumber protein, termasuk pada produk L-Men.

“Berkaitan dengan fungsinya, protein tidak hanya dibutuhkan oleh olahragawan saja, namun juga semua orang, demi menjaga fungsi organ tubuh bekerja dengan baik. Kurangnya asupan protein, dapat berdampak pada muscle breakdown, metabolisme tubuh yang tidak optimal, hingga menurunkan sistem kekebalan tubuh," ucap dia. 

"Kebutuhan protein dapat disesuaikan dengan aktivitas fisik yang dilakukan, misalnya bagi orang dengan aktivitas normal dapat mengkonsumsi protein 0.8-1 gram/kgBB per hari dan untuk atlet tentu kebutuhan protein akan lebih tinggi,” ungkap Mury. 

Mury menambahkan para atlet harus memastikan asupan protein yang dikonsumsi aman dari berbagai kandungan zat yang dilarang oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA-World Anti-Doping Agency) karena berpotensi menimbulkan berbagai risiko negatif terhadap kesehatan atlet. 

"Penggunaan zat doping tersebut dapat meningkatkan performa, namun memiliki efek samping yang berbahaya, seperti gagal ginjal, kerusakan hati, hingga serangan stroke," kata dia. 

"Bahkan, ketika pemakai mulai berhenti menggunakannya, mereka akan mengalami banyak ketidaknyamanan, seperti mudah lelah, gelisah, dan gangguan nafsu makan, tidur, hingga seksualitas,” imbuh Mury.