Bagikan:
STARBANJAR – Peringatan Hari Obesitas Sedunia 2024, Nutrifood, bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) mengedukasi masyarakat tentang pentingnya batasi konsumsi gula, garam, dan lemak (#BatasiGGL) dan memahami cara baca label kemasan.
Dalam edukasi ini, Nutrifood, Kemenkes dan Badan POM RI juga mengajak masyarakat untuk menjadi agen perubahan dengan menyebarkan informasi seluas mungkin terkait cara cerdas pilih makanan yang rendah GGL melalui konten edukatif di media sosial untuk cegah dan atasi Obesitas.
Susana Head of Strategic Marketing Nutrifood mengatakan sebagai salah satu upaya penanggulangan isu obesitas di Indonesia, Nutrifood telah memimpin kampanye #BatasiGGL dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM RI sejak 2013.
“Nutrifood pun memilih topik "Menjadi Agen Perubahan" untuk menginspirasi setiap orang agar menyebarkan edukasi pentingnya membatasi konsumsi gula, garam, lemak dan membaca label kemasan agar orang semakin banyak orang terhindar dari risiko obesitas yang bisa menyebabkan prediabetes, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya,” ujar Suasana dalam siaran pers yang diterima, Senin 4 Maret 2024.
Dr. Eva Susanti Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI mengatakan obesitas merupakan masalah global yang berdampak pada 2 milyar penduduk dunia dan mengancam kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia.
“Di Indonesia sendiri, dalam kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan obesitas yang cukup signifikan dari 10,5% di tahun 2007 menjadi 21,8% di tahun 2018, sehingga Obesitas saat digolongkan sebagai penyakit yang perlu diintervensi secara komprehensif,” jelas Eva.
Eva melanjutkan sebagai upaya untuk menanggulangi kasus Obesitas di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tentang Pencantuman Informasi Gula, Garam, dan Lemak di Pangan Olahan dan Siap Saji, serta melakukan edukasi tentang pentingnya aturan ini.
“Melalui transformasi kesehatan, kami juga telah menganjurkan masyarakat untuk melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular dengan cara mengukur tinggi badan dan berat badan, serta memahami risiko konsumsi gula, garam, dan lemak,” ujar Eva.
“Saat ini kami juga fokus gerakan yang melibatkan masyarakat dalam rangka pencegahan dan pengendalian obesitas sebagai faktor risiko PTM (GENTAS) dengan mengupayakan agar masyarakat indonesia melakukan CERDIK yaitu Cek kesehatan secara teratur minimal 1 tahun sekali dengan deteksi penyakit prioritas, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga minimal 30 menit setiap hari, Diet yang seimbang dengan menakar pola makan isi piringku, Istirahat yang cukup dan Kelola stres dengan baik,” tambahnya.
Dengan menerapkan pola CERDIK ini, kata Eva maka kita mengupayakan masyarakat indonesia yang sehat dan cerdas.
“Tentunya upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pelaku sektor swasta dan masyarakat sangat diperlukan guna pencegahan dan penanganan Obesitas yang lebih efektif. Selain itu, penting juga bagi masing-masing individu untuk menyebarkan edukasi ini seluas mungkin melalui berbagai platform,” jelas Dr. Eva.