starbanjar.com
Fsb.jpg
Para pengurus dan pendiri Forum Sineas Banua (FSB) berbagi cerita menghidupkan geliat perfilman di Kalsel (Foto : Ahmad Husaini)

Kilas Balik FSB, Hidupkan Ekosistem Film Banua

Ahmad Husaini
06.8.2023

STARBANJAR - Dunia perfilman di Kalimantan Selatan terus menggeliat berkat upaya kreatif anak muda Banua.

Forum Sineas Banua, salah satu komunitas yang sukses menghidupkan gairah perfilman di daerah.

Mereka adalah penerima penghargaan SATU Indonesia Awards dari PT Astra International Tbk pada 2018 lalu.

Berdiri 24 Juli 2016 Islam, kemudian FSB menggelar screening dan diskusi film pendek pertama kali di Imaji Studio, Jalan Djok Mentaya, Banjarmasin, sebuah ruko bertingkat dua. Anak-anak muda pun membicarakan film dokumenter tentang Jum’at Kelabu dan Ir Soemarno, pada 19 Agustus 2016.

Selain diskusi dan pemutaran film alternatif, FSB juga memberikan apresiasi dan penghargaan penghargaan kepada para sineas lintas daerah lewat ajang Aruh Film Kalimantan.

Teranyar, FSB meluncurkan program Pustaka FSB. Sebuah platform yang mengisi kosongnya kerja pengarsipan dan pengkajian film yang juga bagian penting dari ekosistem perfilman.

Munir Shadikin, salah satu mantan Ketua Umum FSB, mengatakan bentuk dari program ini adalah penyediaan berbagai judul buku-buku film, mulai dari sekadar katalog berbagai festival film, ensiklopedia film populer, pengetahuan praktis pembuatan film, kajian film dari berbagai sudut pandang keilmuan hingga skripsi tentang perjalanan Forum Sineas Banua itu sendiri.

Selain itu, terdapat film-film karya sineas se-Kalimantan yang telah dikumpulkan sejak 2017 hingga sekarang melalui berbagai kegiatan apresiasi dan ekshibisi seperti Ngofi (Ngobrol FIlm), Layar Film Banjar, Aruh Film Kalimantan dan beberapa kompetisi video atau film yang pernah melibatkan individu maupun keseluruhan dari Forum Sineas Banua.

“Aneka buku dan film tersebut dapat diakses melalui Sekretariat Forum Sineas Banua secara percuma sebagai upaya meningkatkan literasi film di Kalimantan Selatan,” ujar Munir.

Kata Munir, semua kerja-kerja yang dilakukan seperti gelaran diskusi dan program perpustakaan film digenjot untuk meningkatkan literasi film masyarakat.

Ketua Pertama FSB , Zainal Mutaqqin, menyampaikan, dunia perfilman di Kalsel semakin hari semakin berbenah menjadi lebih baik.“Karena kita lihat, sudah banyak komunitas film, rumah produksi dan berbagai macam karya film yang di hasilkan,” katanya.

Ia menyebutkan, di Kalsel pun juga sering mengadakan kompetisi film hingga diskusinya.

“Geliat perfilman di Kalsel menjadi bukti bahwa para sineas Banua memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan daerahnya melalui medium audio visual,” imbuhnya.