Di tengah Pandemi Covid-19, kebutuhan publik terhadap layanan antar jemput barang kian meningkat drastis. Melihat hal tersebut, sosok Sirajuddin Kahfi lantas kepikiran ide mencetus proyek Kurirku.bjm. Memudahkan warga Seribu Sungai mengirimkan paket. Dengan ongkos kirim yang lebih ramah di kantong.
***
Bisnis kecil-kecilan ini dimulai April 2020 tadi. Kala itu, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memang gencar diberlakukan di Banjarmasin.
Bersamaan dengan momen itu pula, aplikator ojek online (ojol) memang tengah ramai-ramai menaikkan ongkos kirim kepada konsumen.
Dibantu satu orang rekan usahanya, Kahfi lantas mencetus layanan Kurirku.bjm ini dengan fasilitas Whatsapp. Motivasi mereka cuma satu: kapan warga Banjarmasin bisa mendapatkan layanan antar jemput barang dengan lebih terjangkau?
“Bayangkan jika belanja yang dibeli secara daring itu seharga Rp15 ribu kemudian ongkos kirimnya itu Rp 10 ribu lebih. Itu kan jadi sangat mahal, apalagi di masa pandemi seperti ini” jelasnya ketika ditemui Starbanjar di D’Buncu Café Banjarmasin, Kamis (24/9/2020).
Sebagai solusi, Kahfi bercerita pihaknya cuma mematok harga layanan pengantaram maksimal cuma Rp 10 ribu. Bahkan, biaya ongkir pun masih bisa ditawar. Tergantung dengan kesepakatan antara driver.
“Harga Rp10 ribu yang kita tetapkan itu tidak serta merta dibayar segitu. Misalkan dengan harga Rp5.000 sudah ada kesepakatan antara driver dan konsumen, maka langsung diantar paket yang diinginkan” jabar Kahfi.
“Bahkan sejak dirilis proyek ini, kita sudah bekerja sama dengan UMKM lain. Mereka tertarik karena harga ongkir kami yang bersahabat” lanjutnya.
Kata Kahfi, kurirku.bjm sudah memiliki 5 armada serta driver yang beroperasi di 5 kecamatan di kota Banjarmasin. Ia mengungkap bahwa penghasilan dari 5 driver kurirku.bjm ini bisa tembus sampai Rp500.000 bahkan lebih tiap harinya. Hal tersebut bisa terjadi kalau drivernya rajin mengambil job.
“Pernah ada cerita dari driver. Dia dapat job tengah malam untuk mengantar nasi goreng. Setelah mengantar sampai ke rumah pelanggan, dia langsung diberi uang Rp50.000 untuk ongkir. Nah momen seperti ini kita memanusiakan konsumen dan drivernya” jelas Kahfi.
Jika dibandingkan dengan jasa ojek online lokal yang sempat ada di Banjarmasin, dia mengatakan kurirku.bjm berbeda karena usahanya diluncurkan di momen dan waktu yang tepat. Sebab, kebijakan PSBB yang diterapkan dari bulan Maret hingga bulan Mei kemaren itu mengubah pola perilaku konsumen.
Ketika sebelum pandemi, orang lebih senang berbelanja secara langsung, selama masa psbb mereka diharuskan berbelanja secara daring menggunakan kurir.
“Kalau jasa ojek online lokal itu launchingnya ketika jasa ojek online nasional masuk ke tempat kita. Jelas mereka kalah secara momen, timing, dan ukuran perusahaan. Kalau sekarang adalah momen dan timing yang pas, makanya kita launching proyek kurirku.bjm” tuturnya.
Meski mendapat respon yang baik dari masyarakat, Kahfi enggan mengambil langkah yang jauh seperti membuat aplikasi android untuk kurirku.bjm.
Dia menilai jika pembuatan aplikasi android dilakukan sekarang selain harganya yang mencapai puluhan juta, harga untuk maintance juga menjadi masalah yang berkepanjangan nantinya.
“Tawaran buat aplikasi itu banyak banget, tapi harganya puluhan juta. Sekarang kami memakai Whatsapp untuk mengumpulkan dan mensortir job untuk driver. Jadi tidak ada rencana untuk berpindah ke aplikasi” pungkasnya.
Ketimbang aplikasi, dia lebih ingin mengembangkan armada kurirku.bjm. Kahfi mengatakan keinginannya untuk memiliki 12 armada disetiap kecamatan, sehingga dapat melayani pelaggan lebih banyak lagi.
Kurirku.bjm sendiri juga ditunjuk sebagai partner dari D’Buncu store, sebuah toko dibawah naungan Wirausaha Baru Unggulan Banjarmasin Baiman (Wububaba) yang bertujuan membantu umkm untuk bisa memasarkan produknya secara daring.
Kahfi mengungkap ke depannya akan ada pelatihan dibawah Dinas Koperasi dan UMKM Banjarmasin untuk pengembangan SDM mereka.
[{"id":1269,"title":"Kolaborasi Lintas Sektor, Kunci Topang Pertumbuhan Ekonomi Kreatif di Kalsel","excerpt":"<div dir=\"auto\">STARBANJAR - Sektor ekonomi kreatif di Kalimantan Selatan punya potensi untuk bersaing dengan daerah lain, sekaligus menyerap tenaga kerja di Banua.</div>\r\n<div dir=\"auto\"> </div>","image_1":"1610109212425.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<div dir=\"auto\"><strong>STARBANJAR </strong>- Sektor ekonomi kreatif di Kalimantan Selatan punya potensi untuk bersaing dengan daerah lain, sekaligus menyerap tenaga kerja di Banua.</div>\r\n<div dir=\"auto\">\r\n<div dir=\"ltr\"><br />Farid Fathurrahman Ketua Kalsel Kreatif Forum (KKF) menuturkan perlu ada upaya yang serius untuk memajukan ekonomi kreatif di Kalsel, baik itu pemerintah, perbankan, akademisi, komunitas, masyarakat hingga pebisnis.<br /><br />\"Sinergi lintas sektor menjadi kunci untuk memajukan ekonomi kreatif di Kalsel, mengingat potensinya sangat besar,\" ujar Farid saat dihubungi, Jum'at (8/1/2020).<br /><br />Meski demikian, Farid mengakui sejumlah bidang di ekonomi kreatif yang masih belum tergarap dengan maksimal. Tercatat hanya ada 300an pelaku ekraf yang tergabung dengan KKF Kalsel.<br /><br />Oleh karena itu, KKF mengambil peran untuk menjembatani antar pelaku ekonomi kreatif di Kalsel, sehingga bisa saling berkolaborasi dan berbagi inovasi.<br /><br />\"Ekraf sekarang menjadi booming, andalan untuk menggerakkan roda ekonomi, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai daerah lain di dunia,\" ucap Head of Cerdas Banua Mandiri Foundation ini.<br /><br />Dia menyebut kunci pelaku ekonomi kreatif kolaborasi, bukan kompetisi antar sesama pelaku ekonomi kreatif.<br /><br />Farid mencontohkan pelaku ekraf di bidang fashion yang berkolaborasi dengan desainer, untuk menciptakan model terbaru.<br /><br />Dalam waktu dekat, kata dia KKF akan menggelar kegiatan, yakni creative talk, dan pelantikan pengurus KKF Kalsel periode 2020-2023.<br /><br />\"Kegiatannya terbatas hanya 30 peserta, dalam protokol kesehatan yang ketat, kita mengundang sejumlah sektor untuk merumuskan lengkah ekraf di Banua kedepannya,\" ungkap Farid.<br /><br />Dia menuturkan kegiatan tersebut untuk mengisi miss link antar sektor di ekonomi kreatif, sehingga bisa tumbuh berkembang, terutama menghadapi Pandemi Covid-19.<br /><br />Sementara itu, Sri Hidayah menyebut sumbangsih ekonomi kreatif tidak sedikit, misalnya produk Rumah Pengarang Charcoal Gallery produsen produk yang berbahan dasar arang menjadi kerajinan seni dan aksesoris tersebut, telah menjangkau pembeli hingga ke mancanegara. </div>\r\n<div dir=\"ltr\"><br />Baginya, tidak cukup hanya mengandalkan sumber daya alam untuk menggerakkan ekonomi daerah karena lambat laun akan habis.<br /><br />Akademisi FISIP ULM ini berpendapat harus mulai memikirkan sumber daya terbarukan yang menjadi andalan Banua, salah satunya ekonomi kreatif.<br /><br />\"Sampai kapan kita berharap pertambangan misalnya, mulai sekarang perlu ada keseriusan untuk menggerakkan ekonomi kreatif di Kalsel,\" tutup Sri Hidayah.<br /><br />Berdasarkan data yang dihimpun jejakrekam, Kontribusi sektor ekonomi kreatif Indonesia terhadap PDB hanya kalah dari Amerika Serikat dan Korea Selatan. Hal ini terutama didukung oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) uang jumlahnya mencapai 61 juta.<br /><br />Dari 17 subsektor ekonomi kreatif menyumbang 7,28 persen terhadap PDB Indonesia tahun 2019 lalu, atau setara dengan lebih dari Rp 1.000 triliun.</div>\r\n</div>\r\n<div dir=\"auto\"> </div>","status":"P","publish_datetime":"2021-01-08T17:33:24.000Z","video_1":null,"created_at":"2021-01-08 12:33:32","updated_at":"2021-01-20 07:08:23","highlight":0,"slug":"kolaborasi-lintas-sektor-kunci-topang-pertumbuhan-ekonomi-kreatif-di-kalsel","view_count":21,"image_source":"Salah satu produk kerajinan berbahan dasar arang karya pelaku ekraf Banua, yang berhasil menembus pasar internasional, Source: Istimewa","image_caption":"istimewa","user_id":10,"special_report":null,"author_name":"Tim Starbanjar","image_1_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/1269/1610109212425.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/1269/thumb_1610109212425.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/1269/medium_1610109212425.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/1269/large_1610109212425.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://starbanjar.com/read/kolaborasi-lintas-sektor-kunci-topang-pertumbuhan-ekonomi-kreatif-di-kalsel","category":[{"id":6,"title":"UMKM Story","description":"Rubrik khusus pelaku UMKM","image":null,"created_at":"2020-07-15 15:13:14","updated_at":"2020-07-15 15:13:14","slug":"umkm-story","url":"https://starbanjar.com/kanal/umkm-story","image_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/null","image_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/medium_null","image_box_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/box_null","pivot":{"category_id":6,"article_id":1269}}]},{"id":903,"title":"Cerita Oya ‘Angkat Derajat’ Singkong lewat Usaha Kuliner Tela Cake","excerpt":"<p>Usaha kuliner berbahan dasar sederhana seperti singkong belakangan waktu terakhir digandrungi pelaku UMKM bidang makanan dan minuman. Selain ongkosnya murah, produk kuliner dari bahan ini bisa diolah beragam varian. Oya (23 tahun), telah membuktikan itu lewat bendera bisnis yang ia namai Tela Cake.</p>","image_1":"1602472380041.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<p>Usaha kuliner berbahan dasar sederhana seperti singkong belakangan waktu terakhir digandrungi pelaku UMKM bidang makanan dan minuman. Selain ongkosnya murah, produk kuliner dari bahan ini bisa diolah beragam varian. Oya (23 tahun), telah membuktikan itu lewat bendera bisnis yang ia namai Tela Cake.</p>\r\n<p>***</p>\r\n<p>Melalui usaha ini, dia mengangkat derajat singkong yang mulanya sederhana menjadi kue mini berbentuk segi enam dengan warna khas kuning cerah. Oya bercerita bahwa ia mendapatkan resep ini dari keluarga yang diwariskan dari turun-temurun.</p>\r\n<p>Efisiensi modal dan keuntungan juga menjadi salah satu alasann mengapa memilih singkong ketimbang bahan lainnya. Ia menjelaskan pengeluaran modal produksi kue buatannya lebih murah dua kali lipat ketimbang menggunakan tepung terigu.</p>\r\n<p>“Tapi, tentu ada resikonya. Tidak seberhasil memakai terigu yang 100 persen, memakai singkong kadang hasilnya bisa 60 persen jadi, sisanya gagal ngembang. Tergantung stok jenis singkong yang ada di pasar,” tambah Oya mendeskripsikan.</p>\r\n<p>Nama Tela Cake,terinspirasi dari bentuk afiks dari Ketela yang menjadi bahan baku utama pembuatan produknya. ‘Tela’ diambil dari penggalan kata “Ke-tela” dengan maksud untuk menguatkan <em>brand image</em> miliknya benar-benar terbuat dari bahan baku yang belum banyak dipakai dalam pembuatan kudapan ringan masa kini, begitulah yang diterangkan oleh Oya saat itu.</p>\r\n<p>Berangkat dari acara-acara sekolahan khas SMA seperti <em>classmeeting, event</em> perkenalan budaya, hingga hari ulang tahun sekokah, ia mulai merintis usahanya dan memperkenalkan <em>wadai </em>kukus yang terbuat dari singkong kepada teman-temannya. Ia bercerita bagaimana ia harus membagi waktunya bersekolah dengan waktu produksi kue-kue tersebut dengan cerdik kala itu. Beruntungnya kala itu konsumennya hanya teman-teman sekitarnya dan jika ada <em>event </em>dalam sekolahnya maupun dari SMA lain.</p>\r\n<p>“Waktu SMA dulu, aku jualannya sekalian sekolah. Jadi kalo ada temen yang mesan aku <em>bikinin</em> dan bawa ke kelas. Awalnya mereka bingung ada <em>wadai</em> dari singkong, sekali mencoba akhirnya lumayan banyak yang suka,” jelas Oya tengah dirinya bercerita. </p>\r\n<p>Ia awalnya coba-coba menjualnya karena ketika dirinya masih berada di kelas XXI SMAN 2 Banjarmasin. Ia dan beberapa orang temannya ditugaskan untuk mengisi <em>stand </em>yang sudah disediakan pada sebuah acara yang diadakan oleh sekolah. Hal itu menjadi momentum kuat Oya untuk memperkenalkan lebih luas kue buatan khas resep keluarganya.</p>\r\n<p>Kini, ia mampu memenuhi permintaan kue di 7 lokasi di Banjarmasin dan tetap konsisten melayani permintaan pelanggannya secara daring dengan sistem <em>pre-order</em>. Tak tanggung, ia mampu memproduksi total 100-150 <em>pcs </em>kue bentuk reguler perharinya dan mendistribusikan kue-kue tersebut ke Pasar Lama, Pasar Sungai Andai, Jalan Pangeran, Pasar Pandu, Pasar Sungai Lulut, Rawasari, dan Soetoyo S.</p>\r\n<p>Rata-rata 4-5 <em>pcs </em>kue bentuk besar juga ia produksi setiap hari untuk memenuhi permintaan daring para pelanggan tetapnya. Ia mengaku pernah sampai kewalahan menangai permintaan salah satu pelanggannya dan akhirnya meminta bantuan keluarga untuk memenuhi jumlah pesanan yang diminta.</p>\r\n<p>“Beberapa waktu yang lalu ada pelanggan yang mesannya sampai 1.000 pcs dan harus jadi besok harinya untuk suatu acara. Aku sendiri tidak mungkin sanggup dong, bayangkan saja. Jadi aku ajak tante-tanteku untuk membantu produksi kala itu,” pungkasnya cukup ekspresif.</p>\r\n<p>Di sisi lain, ia juga mulai mengembangkan beberapa varian baru produknya agar konsumen tidak jenuh dengan produknya yang ‘itu-itu saja’. Semua itu dilakukannya mulai sesama kuliah dari tahun 2015 hingga saat ini.</p>\r\n<p>“Aku mulai menjual untuk umum ketika kuliah. Sembari ku kuliah, setiap hari aku bagi waktu. Jadi dari subuh ke pagi <em>ngurus</em> kue, <em>ntar</em> sudah agak siangan baru masuk kuliah, sehabis meantar kue ke pasar dan ke toko-toko biasanya,” sisipnya.</p>\r\n<p>Sanggup raup omzet jutaan rupiah tiap bulannya, Oya mengaku sekarang tidak terlalu memikirkan laba meskipun dulunya ia bercerita sempat jatuh sakit karena terlalu memforsir diri mengejar omzet tinggi dan pesanan yang padat kala itu. “Pernah ada yang mesan minta antarkan jam 3 pagi, habis ngantar langsung ke pasar lagi nyetok bahan baku untuk stok produk harian, lanjut buat, dan mengantar ke toko-toko & pasar kemudian lanjut kuliah,” tuturnya.</p>\r\n<p>Oya sendiri bercita-cita ingin mempunyai satu toko kue. Namun, karena pandemi dan ia harus menuntaskan skripsinya tahun ini membuat keinginan yang seharusnya terwujud tahun ini tertunda ke tahun depan. Bukan tanpa alasan, ia ingin suatu saat ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang lain melalui Tela Cake yang ia kembangkan sedari dulu.</p>\r\n<p>“Pandemi ini kan semua orang pasti terdampak apalagi pekerjaan, banyaknya bermunculan orang-orang baru di bisnis ini justru membuatku merasa lebih kompetitif saja. Istilahnya, kita memberi kesempatan gasan orang berjualan, dan cita-citaku memang mau membukakan pekerjaan gasan orang melalui tela cake ini,” ungkap Oya.</p>\r\n<p>Ditanya soal kompetitor, ia menerangkan dulu sempat ada ketika ia masih duduk di bangku SMA. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa jika ada yang mau membuka usaha dengan produk yang sama seperti miliknya, ia tidak akan merasa tersaingi karena menurutnya rejeki itu sudah ada yang mengatur dan sudah ada ketentuannya.</p>\r\n<p>“Pintar bersyukur dan kalo bisa jangan saling menjatuhkan sama lain walau bersaing, kreatif, dan jangan lupa untuk memperkuat identitas,” tambah Oya menutup pernyatannya. </p>","status":"P","publish_datetime":"2020-10-12T11:10:40.000Z","video_1":null,"created_at":"2020-10-12 03:10:47","updated_at":"2021-01-20 18:37:26","highlight":1,"slug":"cerita-oya-angkat-derajat-singkong-lewat-usaha-kuliner-tela-cake","view_count":79,"image_source":"Source: Tim Starbanjar/Ihya Ul Alfi Mubarak","image_caption":"Tela Cake","user_id":10,"special_report":null,"author_name":"Tim Starbanjar","image_1_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/903/1602472380041.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/903/thumb_1602472380041.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/903/medium_1602472380041.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/903/large_1602472380041.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://starbanjar.com/read/cerita-oya-angkat-derajat-singkong-lewat-usaha-kuliner-tela-cake","category":[{"id":6,"title":"UMKM Story","description":"Rubrik khusus pelaku UMKM","image":null,"created_at":"2020-07-15 15:13:14","updated_at":"2020-07-15 15:13:14","slug":"umkm-story","url":"https://starbanjar.com/kanal/umkm-story","image_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/null","image_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/medium_null","image_box_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/box_null","pivot":{"category_id":6,"article_id":903}}]},{"id":845,"title":"Cerita 'Kebablasan', Bangun Bisnis Kudapan Timur Tengah hingga Punya Lima Outlet di Banjarmasin ","excerpt":"<p>Mengambil potensi usaha kudapan khas Timur Tengah dengan nama yang terbilang unik, Kebablasan menjadi salah satu <em>brand </em>produk kebab ternama di Banjarmasin dengan total 5 outlet yang tersebar di dalam kota dan luar kota. Bahkan, <em>brand </em>kebab yang satu ini mampu raup keuntungan jutaan rupiah tiap pekannya dan bertahan selama enam tahun.</p>","image_1":"1601797972034.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<p> </p>\r\n<p>Mengambil potensi usaha kudapan khas Timur Tengah dengan nama yang terbilang unik, Kebablasan menjadi salah satu <em>brand </em>produk kebab ternama di Banjarmasin dengan total 5 outlet yang tersebar di dalam kota dan luar kota. Bahkan, <em>brand </em>kebab yang satu ini mampu raup keuntungan jutaan rupiah tiap pekannya dan bertahan selama enam tahun.</p>\r\n<p>*****</p>\r\n<p>Ditemui di <em>homebase </em>mereka di Bunyamin Permai, Taufiq Nurdiansen –pemilik Kebablasan- menuturkan bisnis ini ia bangun bersama sepupunya di pertengahan tahun 2014. Bermodalkan rombong yang berpangkalan di samping jalan raya Ahmad Yani Kilometer 5 samping jembatan dekat Samsung Center, mereka memulai usaha tersebut dengan konsep <em>take away</em>.</p>\r\n<p>Taufiq bercerita bagaimana nama <em>brand </em>yang cukup unik ini diperoleh. Ia bertutur bahwa ide nama tersebut diperoleh dari peristiwa yang dialami oleh mayoritas pelanggannya yang sering ‘kebablasan’ atau kelewatan karena berada di jalur jalan raya yang padat.</p>\r\n<p>“Dulu, kan sewaktu masih di sana (Jalan A.Yani KM 5 dekat jembatan) pelanggan kami sering ‘kebablasan’ ke Pal 6 kalau mau mampir kesini, tapi akhirnya tetap mutar kembali dan mampir,” jelas Taufiq.</p>\r\n<p>“Dari situ akhirnya kami jadikan ide nama <em>brand </em>kami, Kebab-blasan,” sambungnya sambil tersenyum. </p>\r\n<p>Taufiq mengaku ide awal membuka usaha kebab ini berasal dari sepupunya tersebut. Ia meminta Taufiq untuk berkolaborasi merintis usaha tersebut dan akhirnya membuat Taufiq tertarik.</p>\r\n<p>“Saat itu saya baru lulus kuliah dan beliau sudah bekerja saat itu. Ketika ditawari bikin usaha, saya mau dan akhirnya merantau dari Medan kesini,” tambahnya.</p>\r\n<p>Kini, Kebablasan memiliki total 5 outlet di Banjarmasin dengan konsep yang berbeda dari kebanyakan <em>brand</em> lainnya. Menariknya, outlet yang dimiliki oleh Kebablasan berdesain kekinian. Berada di 2 lokasi yang cukup strategis, di wilayah Kawasan Wisata Kuliner Baiman dan di Jalan Sultan Adam, Taufiq mengatakan bahwa mereka memang ingin menghadirkan konsep yang berbeda dari <em>brand</em> kebab-kebab kompetitor mereka. Bahkan, ia mengungkapkan mereka akan memperbarui seluruh outlet mereka seperti di dua lokasi tersebut.</p>\r\n<p>“Kita ingin beda dari kebab-kebab yang lain, Mas. Sudah banyak <em>brand </em>kebab dengan nama yang unik-unik. Tinggal konsep <em>marketing </em>dan desain outlet serta produknya saja lagi yang bersaing,” tambahnya menperjelas.</p>\r\n<p>Ingin dikenal sebagai <em>kebab specialty, </em>Taufiq mengakui hal tersebut memiliki kendala juga tantangan. Ia menuturkan bahwa <em>brand-</em>nya harus menyiapkan SOP yang cukup ketat untuk menjaga kualitas rasa kebab olahan mereka.</p>\r\n<p>Di sisi lain, rotasi pegawai outlet mereka yang cukup cepat pernah mereka alami di awal-awal merintis beberapa cabang di Banjarmasin sehingga cukup menyulitkan mereka untuk menjaga standar kualitas kebab sesuai SOP.</p>\r\n<p>“Akhirnya kan kita musti <em>training</em> lagi dan lagi. Cape, Mas, kalo akhirnya terputar-putar di <em>training </em>karyawan karena makan cukup banyak waktu,” tandasnya. </p>\r\n<p><em>Brand </em>yang saat ini cukup dikenal dengan pelopor kudapan khas timur tengah di Banjarmasin ini optimis akan mampu menghadapi tantangan ke depannya walau masa pandemi masih berlanjut. Taufiq juga menuturkan meskipun sempat mengalami penurunan omzet pada Maret-April lalu yang berimbas pada penutupan outlet mereka di Duta Mall.</p>\r\n<p>Menurutnya, UMKM di Banjarmasin, khususnya di bidang kuliner cepat saji seperti kebab miliknya dituntut kreatif dan inovatif, tidak melulu dengan konsep yang sama. Karena akhirnya masyarakat sebagai pelanggan akan bosan dengan produk tersebut. Desain outlet sangat berpengaruh, itu poin yang ditekankan oleh Taufiq di akhir perbincangan.</p>\r\n<p>“Karena pengusaha kalau tidak kreatif, ya mati,” ungkap Taufiq menutup pernyataanya.</p>\r\n<p> </p>","status":"P","publish_datetime":"2020-10-04T12:52:49.000Z","video_1":null,"created_at":"2020-10-04 07:52:52","updated_at":"2021-01-20 06:12:19","highlight":1,"slug":"cerita-kebablasan-bangun-bisnis-kudapan-timur-tengah-hingga-punya-lima-outlet-di-banjarmasin","view_count":120,"image_source":"Source: Tim Starbanjar/Ihya Ul Alfi Mubarak","image_caption":"Kebablasan","user_id":10,"special_report":null,"author_name":"Tim Starbanjar","image_1_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/845/1601797972034.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/845/thumb_1601797972034.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/845/medium_1601797972034.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/845/large_1601797972034.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://starbanjar.com/read/cerita-kebablasan-bangun-bisnis-kudapan-timur-tengah-hingga-punya-lima-outlet-di-banjarmasin","category":[{"id":4,"title":"Wisata & Kuliner","description":" \t\t \tDunia Wisata & Kuliner\r\n \t\t ","image":null,"created_at":"2020-02-07 05:41:19","updated_at":"2020-02-14 08:39:11","slug":"wisata-and-kuliner","url":"https://starbanjar.com/kanal/wisata-and-kuliner","image_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/4/null","image_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/4/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/4/medium_null","image_box_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/4/box_null","pivot":{"category_id":4,"article_id":845}},{"id":6,"title":"UMKM Story","description":"Rubrik khusus pelaku UMKM","image":null,"created_at":"2020-07-15 15:13:14","updated_at":"2020-07-15 15:13:14","slug":"umkm-story","url":"https://starbanjar.com/kanal/umkm-story","image_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/null","image_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/medium_null","image_box_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/box_null","pivot":{"category_id":6,"article_id":845}}]}]