starbanjar.com
IMG-20221013-WA0007.jpg
Sejumlah tim panitia B-Pro EO dan Banjabaru Literasi Festival tengah berbincang soal persiapan tentang kolaborasinya di event Banjarbaru Tempoe Doeloe. (Istimewa)

Kolaborasi 2 Event, Banjarbaru Bakal Semarakkan Festival Literasi Dalam Wajah Tempo Doeloe

M Rahim Arza
13.10.2022

STARBANJAR - B-Pro Event Organizer (BEO) akan mengadakan event 'Banjarbaru Tempo Doeloe' berpadu dengan festival literasi yang berkolaborasi bersama Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Darpusda) Kota Banjarbaru di kawasan Lapangan Dr Murdjani, tepatnya pada tanggal 22-30 Oktober 2022 mendatang.

Koordinator B-Pro EO, Wajuni yang merupakan kolektor benda antik dan inisiator Banjarbaru Tempo Doeloe itu melihat animo masyarakat semakin tinggi, terlebih kalangan Milenial saat ini. Dia merasa, masyarakat di era sekarang cenderung bergaya back to old atau kembali menjadi jadul.

"Jadi vintage itu terwujud karena melihat animo masyarakat tadi. Tentu melihat kembali memory pada masa lalu," ungkap Wajuni.

Lewat event ini, Wajuni ingin mengenalkan kembali memory itu berupa benda antik dan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Menurutnya agar kembali teredukasi warga Banjarbaru dan sekitarnya.

Koordinator Panitia Pelaksana Festival Literasi, Hudan Nur menyampaikan bahwa festival literasi ini akan melibatkan berbagai macam komunitas literasi dari berbagai daerah, khususnya yang ada di Kota Banjarbaru.

"Jadi tanggal 20 Oktober nanti ada flashmob dan pawai literasi yang diikuti 3.000 pelajar dari 140 SD dan SMP se Kota Banjarbar, masing-masing diwakili 20 murid," bebernya.

Setelah melaksanakan pawai, Hudan mengungkapkan ada ribuan pelajar yang akan diajak flashmob membaca selama 10 sampai 15 menit di Lapangan Dr Murdjani. "Momen itulah yang kita angkat nanti. Bahwa Banjarbaru itu ingin menjadi role model di Kalimantan Selatan, khususnya bidang literasi," ucap Duta Baca Kota Banjarbaru ini. 

Ragam atraksi Banjarbaru Tempo Doelo (Istimewa).

Upaya itu, Hudan ingin menggerakkan dan menggaungkan untuk gemar membaca di kota idaman. Lewat flashmop itu, dia mengharapkan agar memperkuat lagi aspek literasi tersebut.

"Ini merupakan tahun kedua dari festival literasi. Dan banyak atraksi yang bakal dipertunjukan saat digelarnya event itu. Tanggal 22 Oktober nanti acara puncaknya," ungkap dia.

Hudan menjelaskan, tujuan dari 'pengawinan' event Banjarbaru Tempo Doeloe dengan Festival Literasi ini merupakan gagasan dari Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin. Niatnya, kata penyair asal kota idaman ini adalah untuk mengangkat lebih tinggi lagi marwah Kota Banjarbaru yang sejak tahun 50'an silam, yang digadang-gadang jadi Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan.

Event Banjarbaru Tempo Doeloe bakal diisi dengan fashion show jadul, kontes motor dan mobil antik, kontes foto dan video vintage, kontes break dance, parade motor antik dan charity, tribute malay song, dan parade dangdut melayu.

Kemudian, ada pula lelang barang antik, DJ kaset (Senandi Gempita), senam SKJ 88, layar tancap Misbar Kamaratih, parade musik rock era 80'an dan 90'an, parade rock 'n roll, pelayanan cek kesehatan gratis, diskusi buku, flash mob dan lokakarya yang dihadiri 1.000 lebih siswa dan siswi se Kota Banjarbaru, sampai talk show tokoh pembaharu Banjarbaru.

"Mengenai talkshow dari tokoh pembaharu Banjarbaru, yaitu Raden Pandji (R.P) Soeparto dan siapa Haji Idak? Termasuk yang ramai dibahas, yakni Van der Pijl," ungkap dia.

Diketahui bahwa Balai Kota Banjarbaru sendiri dibangun sekitar tahun 1956. Bangunan bernuasna kolonial Belanda itu merupakan hasil sentuhan tangan dingin arsitektur bernama Van der Pijl. Dalam pembangunannya, Van der Pijl menggandeng seorang kontraktor pemborong bernama Raden Pandji (R.P) Soeparto yang sekarang namanya diabadikan menjadi nama jalan di samping Balai Kota Banjarbaru.

Kemudian, sosok Haji Idak merupakan tokoh pertanian yang telah menerima anugerah Kalpataru sebagai kategori perintis lingkungan pada 1987. Dia berhasil mengembangkan teknologi pengairan di lahan rawa/gambut, termasuk upaya dalam merintis usaha tani terpadu yang terdiri dari pertanian, perikanan dan pembibitan buah.

Hudan melihat, konsep bangunan Kota Banjarbaru itu telah di setting dengan baik oleh Founding Fathers, seperti Dr Murjani, kemudian diteruskan oleh RTA Milono dan menunjuk bapak Van der Pijl sebagai perancangnya pada 1953. Dengan semangat itu, dia ingin mengembangkan event ini menjadi refleksi sejarah tersebut.

Van der Pijl (Istimewa)

"Karena berkolaborasi dengan event Banjarbaru Tempo Doeloe maka akan diisi kegiatan lomba baca puisi bermuatan tentang veteran sastra yakni Eza Thambry Husano, Hamami Adaby dan M Rifani Djamhari. Tiga karya penyair itu akan jadi bahas lomba kita," terang dia.

Diketahui pula, event Banjarbaru Tempo Doeloe dan Festival Literasi ini juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Banjarbaru.