Bagikan:
STARBANJAR - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Rudy Salahuddin mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing UMKM melalui berbagai inisiatif dan kebijakan.
Namun, pemerintah juga membutuhkan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan termasuk dari Sampoerna Retail Community (SRC) untuk membina UMKM Indonesia sebagai tulang punggung ekonomi nasional, terutama melalui inovasi dan digitalisasi, agar terwujud UMKM yang berkelanjutan.
Hal ini disampaikannya dalam Talkshow “SRC untuk Indonesia: UMKM Berkelanjutan untuk Indonesia #JadiLebihBaik” pada Rabu (27/9/2023).
“Pemerintah mendukung penuh pengembangan Toko SRC sebagai salah satu contoh program pemberdayaan UMKM yang memiliki potensi dan kontribusi besar terhadap perekonomian dan masyarakat. SRCIS diharapkan terus menjalankan komitmennya dalam mengembangkan Toko SRC melalui berbagai inovasi dan kolaborasi,” kata Rudy.
Direktur PT SRC Indonesia Sembilan Rima Tanago mengatakan, SRCIS telah menggelar berbagai program untuk membina UMKM, mulai dari inovasi, digitalisasi, dan kolaborasi. Berbagai program yang SRCIS lakukan dalam membina UMKM selama ini mampu menciptakan dampak positif.
Hal ini terbukti melalui riset yang dilakukan Tim Riset Kompas Gramedia Media yang menunjukkan para pemilik Toko SRC merasakan manfaat setelah bergabung dengan SRC, khususnya dalam peningkatan daya saing.
Para pemilik Toko SRC tersebut menyebut rata-rata omzet mereka setelah bergabung menjadi Toko SRC adalah Rp85.000.000/bulan atau mengalami kenaikan rata-rata hingga 42%.
Di samping itu, 77% toko kelontong anggota SRC memiliki usaha tambahan sejak bergabung dengan SRC.
Dalam aspek digitalisasi, sebanyak 90% Toko SRC kini telah mengadopsi digitalisasi melalui ekosistem digital AYO by SRC dengan berbagai fitur yang terus dikembangkan.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 10% toko kelontong non-SRC yang telah terekspos digitalisasi.
Tidak hanya bagi para pemilik toko, keberadaan SRC juga memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar.
Seperti bagi UMKM di sekitar Toko SRC yang memperoleh manfaat dari Pojok Lokal, sebuah rak khusus yang didedikasikan bagi produk UMKM di sekitar Toko SRC. Tercatat, omzet produk UMKM yang dipasarkan melalui Pojok Lokal di Toko SRC 40% lebih tinggi dibandingkan dengan omzet produk UMKM yang tersedia di toko kelontong non-SRC.
Bahkan, secara nasional total transaksi di Pojok Lokal mencapai Rp5,65 triliun. Selain itu, SRC berperan dalam membentuk lapangan kerja di mana 51% Toko SRC berhasil membuka lapangan pekerjaan baru melalui penambahan karyawan.
"Kami sangat bersyukur karena SRC senantiasa bisa memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional, terutama dalam mendukung UMKM, khususnya toko kelontong, agar terus berkelanjutan dan menjadi lebih baik," kata Rima.
Rima menambahkan, selama perjalanan lebih dari 15 tahun, SRC terus bertransformasi untuk menjadi lebih baik.
Ini tentu tidak lepas dari berbagai upaya kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, partner strategis, masyarakat, serta pemilik toko SRC.
"SRC berfokus dalam transformasi toko kelontong menjadi adaptif dan inovatif terhadap kebutuhan masyarakat masa kini. Sinergi baik antara ekosistem SRC dan pemangku kepentingan, maupun kolaborasi dengan mitra strategis juga terus kami optimalkan agar dampak dan kontribusi UMKM terus berkelanjutan untuk Indonesia jadi lebih baik," ujar Rima.
SRC selama ini telah menjalin kolaborasi dengan mitra strategis dari berbagai sektor yang memiliki visi dan misi yang sama untuk mendukung pertumbuhan UMKM Indonesia yang berkelanjutan, terutama bagi Toko SRC.
Pada sesi sharing session, Rabu (27/9), beberapa mitra strategis SRC antara lain Bank BRI, Grovo, Volta, dan BPJS Ketenagakerjaan, turut hadir membagikan komitmen dan pengalamannya dalam mendampingi serta membina UMKM Toko Kelontong bersama SRC.