starbanjar.com
Ssss
Ssss

Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci Utama Melawan Problem Stunting di Kalsel

Ari Arung Purnama
04.11.2020

STARBANJAR- Tren stunting atau gizi buruk masih melanda sebagian warga Kalimantan Selatan, khususnya di wilayah desa-desa pelosok Banua. Diperlukan adanya sinergisitas antar sektor untuk menekan persoalan kesehatan yang satu ini.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kalsel, M. Zulkifli mengatakan salah satu solusinya adalah dengan melakukan pemberdayaan masyarakat yang kuat.

"Adanya pemberdayaan masyarakat yang kuat merupakan salah satu jurus untuk mengantisipasi adanya stunting khususnya yang terjadi di pedesaan," tuturnya.

Zulkifili menyebutkan salah satu pemicu stunting sendiri adalah pernikahan dini. Dengan kolaborasi, ia beranggapan pemangku kebijakan bisa mengantisipasi hal ini lebih jauh ke warga.

"Nikah dini jadi penyebab utama, karena dilihat dari usia dan kesiapan mental mereka diusia yang masih muda masih belum matang, dan ujung - ujungnya anaknya nanti yang terkena stunting," tuturnya.

Tidak hanya pernikahan dini yang menjadi penyebab stunting, kemiskinan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus ini.

Zulkifli mengingatkan kolaborasi berbagai macam Instansi di Kalsel turut membuahkan hasil, dikarenakan dengan masifnya gerakan pencegahan Stunting di Kalimantan Selatan.

"Stunting ini isu nasional, dan adanya kolaborasi berbagai macam instansi khususnya di Kalsel merupakan salah satu kunci utama pencegahan stunting di Kalsel," tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, M Muslim, menyebut tren angka pengidap stunting atau gizi buruk di Kalimantan Selatan masih berada di angka sekitar 30 persen.

Meski demikian, ia bersyukur karena selama pandemi ini ia mengakui bahwa angka stunting mengalami penurunan.

"Kalau kita berhitung angka-angkanya dari data elektronik pencatatan pelaporan gizi verbasis masyarakat EPPGBM itu diukur oleh Kota/Kabupaten Kota memang tahun ini mengalami penurunan," tutur Muslim.