(Salah satu produk kerajinan berbahan dasar arang karya pelaku ekraf Banua, yang berhasil menembus pasar internasional, Source: Istimewa)
STARBANJAR - Sektor ekonomi kreatif di Kalimantan Selatan punya potensi untuk bersaing dengan daerah lain, sekaligus menyerap tenaga kerja di Banua.
Farid Fathurrahman Ketua Kalsel Kreatif Forum (KKF) menuturkan perlu ada upaya yang serius untuk memajukan ekonomi kreatif di Kalsel, baik itu pemerintah, perbankan, akademisi, komunitas, masyarakat hingga pebisnis.
"Sinergi lintas sektor menjadi kunci untuk memajukan ekonomi kreatif di Kalsel, mengingat potensinya sangat besar," ujar Farid saat dihubungi, Jum'at (8/1/2020).
Meski demikian, Farid mengakui sejumlah bidang di ekonomi kreatif yang masih belum tergarap dengan maksimal. Tercatat hanya ada 300an pelaku ekraf yang tergabung dengan KKF Kalsel.
Oleh karena itu, KKF mengambil peran untuk menjembatani antar pelaku ekonomi kreatif di Kalsel, sehingga bisa saling berkolaborasi dan berbagi inovasi.
"Ekraf sekarang menjadi booming, andalan untuk menggerakkan roda ekonomi, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai daerah lain di dunia," ucap Head of Cerdas Banua Mandiri Foundation ini.
Dia menyebut kunci pelaku ekonomi kreatif kolaborasi, bukan kompetisi antar sesama pelaku ekonomi kreatif.
Farid mencontohkan pelaku ekraf di bidang fashion yang berkolaborasi dengan desainer, untuk menciptakan model terbaru.
Dalam waktu dekat, kata dia KKF akan menggelar kegiatan, yakni creative talk, dan pelantikan pengurus KKF Kalsel periode 2020-2023.
"Kegiatannya terbatas hanya 30 peserta, dalam protokol kesehatan yang ketat, kita mengundang sejumlah sektor untuk merumuskan lengkah ekraf di Banua kedepannya," ungkap Farid.
Dia menuturkan kegiatan tersebut untuk mengisi miss link antar sektor di ekonomi kreatif, sehingga bisa tumbuh berkembang, terutama menghadapi Pandemi Covid-19.
Sementara itu, Sri Hidayah menyebut sumbangsih ekonomi kreatif tidak sedikit, misalnya produk Rumah Pengarang Charcoal Gallery produsen produk yang berbahan dasar arang menjadi kerajinan seni dan aksesoris tersebut, telah menjangkau pembeli hingga ke mancanegara.
Baginya, tidak cukup hanya mengandalkan sumber daya alam untuk menggerakkan ekonomi daerah karena lambat laun akan habis.
Akademisi FISIP ULM ini berpendapat harus mulai memikirkan sumber daya terbarukan yang menjadi andalan Banua, salah satunya ekonomi kreatif.
"Sampai kapan kita berharap pertambangan misalnya, mulai sekarang perlu ada keseriusan untuk menggerakkan ekonomi kreatif di Kalsel," tutup Sri Hidayah.
Berdasarkan data yang dihimpun jejakrekam, Kontribusi sektor ekonomi kreatif Indonesia terhadap PDB hanya kalah dari Amerika Serikat dan Korea Selatan. Hal ini terutama didukung oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) uang jumlahnya mencapai 61 juta.
Dari 17 subsektor ekonomi kreatif menyumbang 7,28 persen terhadap PDB Indonesia tahun 2019 lalu, atau setara dengan lebih dari Rp 1.000 triliun.
[{"id":903,"title":"Cerita Oya ‘Angkat Derajat’ Singkong lewat Usaha Kuliner Tela Cake","excerpt":"<p>Usaha kuliner berbahan dasar sederhana seperti singkong belakangan waktu terakhir digandrungi pelaku UMKM bidang makanan dan minuman. Selain ongkosnya murah, produk kuliner dari bahan ini bisa diolah beragam varian. Oya (23 tahun), telah membuktikan itu lewat bendera bisnis yang ia namai Tela Cake.</p>","image_1":"1602472380041.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<p>Usaha kuliner berbahan dasar sederhana seperti singkong belakangan waktu terakhir digandrungi pelaku UMKM bidang makanan dan minuman. Selain ongkosnya murah, produk kuliner dari bahan ini bisa diolah beragam varian. Oya (23 tahun), telah membuktikan itu lewat bendera bisnis yang ia namai Tela Cake.</p>\r\n<p>***</p>\r\n<p>Melalui usaha ini, dia mengangkat derajat singkong yang mulanya sederhana menjadi kue mini berbentuk segi enam dengan warna khas kuning cerah. Oya bercerita bahwa ia mendapatkan resep ini dari keluarga yang diwariskan dari turun-temurun.</p>\r\n<p>Efisiensi modal dan keuntungan juga menjadi salah satu alasann mengapa memilih singkong ketimbang bahan lainnya. Ia menjelaskan pengeluaran modal produksi kue buatannya lebih murah dua kali lipat ketimbang menggunakan tepung terigu.</p>\r\n<p>“Tapi, tentu ada resikonya. Tidak seberhasil memakai terigu yang 100 persen, memakai singkong kadang hasilnya bisa 60 persen jadi, sisanya gagal ngembang. Tergantung stok jenis singkong yang ada di pasar,” tambah Oya mendeskripsikan.</p>\r\n<p>Nama Tela Cake,terinspirasi dari bentuk afiks dari Ketela yang menjadi bahan baku utama pembuatan produknya. ‘Tela’ diambil dari penggalan kata “Ke-tela” dengan maksud untuk menguatkan <em>brand image</em> miliknya benar-benar terbuat dari bahan baku yang belum banyak dipakai dalam pembuatan kudapan ringan masa kini, begitulah yang diterangkan oleh Oya saat itu.</p>\r\n<p>Berangkat dari acara-acara sekolahan khas SMA seperti <em>classmeeting, event</em> perkenalan budaya, hingga hari ulang tahun sekokah, ia mulai merintis usahanya dan memperkenalkan <em>wadai </em>kukus yang terbuat dari singkong kepada teman-temannya. Ia bercerita bagaimana ia harus membagi waktunya bersekolah dengan waktu produksi kue-kue tersebut dengan cerdik kala itu. Beruntungnya kala itu konsumennya hanya teman-teman sekitarnya dan jika ada <em>event </em>dalam sekolahnya maupun dari SMA lain.</p>\r\n<p>“Waktu SMA dulu, aku jualannya sekalian sekolah. Jadi kalo ada temen yang mesan aku <em>bikinin</em> dan bawa ke kelas. Awalnya mereka bingung ada <em>wadai</em> dari singkong, sekali mencoba akhirnya lumayan banyak yang suka,” jelas Oya tengah dirinya bercerita. </p>\r\n<p>Ia awalnya coba-coba menjualnya karena ketika dirinya masih berada di kelas XXI SMAN 2 Banjarmasin. Ia dan beberapa orang temannya ditugaskan untuk mengisi <em>stand </em>yang sudah disediakan pada sebuah acara yang diadakan oleh sekolah. Hal itu menjadi momentum kuat Oya untuk memperkenalkan lebih luas kue buatan khas resep keluarganya.</p>\r\n<p>Kini, ia mampu memenuhi permintaan kue di 7 lokasi di Banjarmasin dan tetap konsisten melayani permintaan pelanggannya secara daring dengan sistem <em>pre-order</em>. Tak tanggung, ia mampu memproduksi total 100-150 <em>pcs </em>kue bentuk reguler perharinya dan mendistribusikan kue-kue tersebut ke Pasar Lama, Pasar Sungai Andai, Jalan Pangeran, Pasar Pandu, Pasar Sungai Lulut, Rawasari, dan Soetoyo S.</p>\r\n<p>Rata-rata 4-5 <em>pcs </em>kue bentuk besar juga ia produksi setiap hari untuk memenuhi permintaan daring para pelanggan tetapnya. Ia mengaku pernah sampai kewalahan menangai permintaan salah satu pelanggannya dan akhirnya meminta bantuan keluarga untuk memenuhi jumlah pesanan yang diminta.</p>\r\n<p>“Beberapa waktu yang lalu ada pelanggan yang mesannya sampai 1.000 pcs dan harus jadi besok harinya untuk suatu acara. Aku sendiri tidak mungkin sanggup dong, bayangkan saja. Jadi aku ajak tante-tanteku untuk membantu produksi kala itu,” pungkasnya cukup ekspresif.</p>\r\n<p>Di sisi lain, ia juga mulai mengembangkan beberapa varian baru produknya agar konsumen tidak jenuh dengan produknya yang ‘itu-itu saja’. Semua itu dilakukannya mulai sesama kuliah dari tahun 2015 hingga saat ini.</p>\r\n<p>“Aku mulai menjual untuk umum ketika kuliah. Sembari ku kuliah, setiap hari aku bagi waktu. Jadi dari subuh ke pagi <em>ngurus</em> kue, <em>ntar</em> sudah agak siangan baru masuk kuliah, sehabis meantar kue ke pasar dan ke toko-toko biasanya,” sisipnya.</p>\r\n<p>Sanggup raup omzet jutaan rupiah tiap bulannya, Oya mengaku sekarang tidak terlalu memikirkan laba meskipun dulunya ia bercerita sempat jatuh sakit karena terlalu memforsir diri mengejar omzet tinggi dan pesanan yang padat kala itu. “Pernah ada yang mesan minta antarkan jam 3 pagi, habis ngantar langsung ke pasar lagi nyetok bahan baku untuk stok produk harian, lanjut buat, dan mengantar ke toko-toko & pasar kemudian lanjut kuliah,” tuturnya.</p>\r\n<p>Oya sendiri bercita-cita ingin mempunyai satu toko kue. Namun, karena pandemi dan ia harus menuntaskan skripsinya tahun ini membuat keinginan yang seharusnya terwujud tahun ini tertunda ke tahun depan. Bukan tanpa alasan, ia ingin suatu saat ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang lain melalui Tela Cake yang ia kembangkan sedari dulu.</p>\r\n<p>“Pandemi ini kan semua orang pasti terdampak apalagi pekerjaan, banyaknya bermunculan orang-orang baru di bisnis ini justru membuatku merasa lebih kompetitif saja. Istilahnya, kita memberi kesempatan gasan orang berjualan, dan cita-citaku memang mau membukakan pekerjaan gasan orang melalui tela cake ini,” ungkap Oya.</p>\r\n<p>Ditanya soal kompetitor, ia menerangkan dulu sempat ada ketika ia masih duduk di bangku SMA. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa jika ada yang mau membuka usaha dengan produk yang sama seperti miliknya, ia tidak akan merasa tersaingi karena menurutnya rejeki itu sudah ada yang mengatur dan sudah ada ketentuannya.</p>\r\n<p>“Pintar bersyukur dan kalo bisa jangan saling menjatuhkan sama lain walau bersaing, kreatif, dan jangan lupa untuk memperkuat identitas,” tambah Oya menutup pernyatannya. </p>","status":"P","publish_datetime":"2020-10-12T11:10:40.000Z","video_1":null,"created_at":"2020-10-12 03:10:47","updated_at":"2021-01-18 01:45:01","highlight":1,"slug":"cerita-oya-angkat-derajat-singkong-lewat-usaha-kuliner-tela-cake","view_count":77,"image_source":"Source: Tim Starbanjar/Ihya Ul Alfi Mubarak","image_caption":"Tela Cake","user_id":10,"special_report":null,"author_name":"Tim Starbanjar","image_1_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/903/1602472380041.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/903/thumb_1602472380041.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/903/medium_1602472380041.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/903/large_1602472380041.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://starbanjar.com/read/cerita-oya-angkat-derajat-singkong-lewat-usaha-kuliner-tela-cake","category":[{"id":6,"title":"UMKM Story","description":"Rubrik khusus pelaku UMKM","image":null,"created_at":"2020-07-15 15:13:14","updated_at":"2020-07-15 15:13:14","slug":"umkm-story","url":"https://starbanjar.com/kanal/umkm-story","image_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/null","image_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/medium_null","image_box_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/box_null","pivot":{"category_id":6,"article_id":903}}]},{"id":845,"title":"Cerita 'Kebablasan', Bangun Bisnis Kudapan Timur Tengah hingga Punya Lima Outlet di Banjarmasin ","excerpt":"<p>Mengambil potensi usaha kudapan khas Timur Tengah dengan nama yang terbilang unik, Kebablasan menjadi salah satu <em>brand </em>produk kebab ternama di Banjarmasin dengan total 5 outlet yang tersebar di dalam kota dan luar kota. Bahkan, <em>brand </em>kebab yang satu ini mampu raup keuntungan jutaan rupiah tiap pekannya dan bertahan selama enam tahun.</p>","image_1":"1601797972034.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<p> </p>\r\n<p>Mengambil potensi usaha kudapan khas Timur Tengah dengan nama yang terbilang unik, Kebablasan menjadi salah satu <em>brand </em>produk kebab ternama di Banjarmasin dengan total 5 outlet yang tersebar di dalam kota dan luar kota. Bahkan, <em>brand </em>kebab yang satu ini mampu raup keuntungan jutaan rupiah tiap pekannya dan bertahan selama enam tahun.</p>\r\n<p>*****</p>\r\n<p>Ditemui di <em>homebase </em>mereka di Bunyamin Permai, Taufiq Nurdiansen –pemilik Kebablasan- menuturkan bisnis ini ia bangun bersama sepupunya di pertengahan tahun 2014. Bermodalkan rombong yang berpangkalan di samping jalan raya Ahmad Yani Kilometer 5 samping jembatan dekat Samsung Center, mereka memulai usaha tersebut dengan konsep <em>take away</em>.</p>\r\n<p>Taufiq bercerita bagaimana nama <em>brand </em>yang cukup unik ini diperoleh. Ia bertutur bahwa ide nama tersebut diperoleh dari peristiwa yang dialami oleh mayoritas pelanggannya yang sering ‘kebablasan’ atau kelewatan karena berada di jalur jalan raya yang padat.</p>\r\n<p>“Dulu, kan sewaktu masih di sana (Jalan A.Yani KM 5 dekat jembatan) pelanggan kami sering ‘kebablasan’ ke Pal 6 kalau mau mampir kesini, tapi akhirnya tetap mutar kembali dan mampir,” jelas Taufiq.</p>\r\n<p>“Dari situ akhirnya kami jadikan ide nama <em>brand </em>kami, Kebab-blasan,” sambungnya sambil tersenyum. </p>\r\n<p>Taufiq mengaku ide awal membuka usaha kebab ini berasal dari sepupunya tersebut. Ia meminta Taufiq untuk berkolaborasi merintis usaha tersebut dan akhirnya membuat Taufiq tertarik.</p>\r\n<p>“Saat itu saya baru lulus kuliah dan beliau sudah bekerja saat itu. Ketika ditawari bikin usaha, saya mau dan akhirnya merantau dari Medan kesini,” tambahnya.</p>\r\n<p>Kini, Kebablasan memiliki total 5 outlet di Banjarmasin dengan konsep yang berbeda dari kebanyakan <em>brand</em> lainnya. Menariknya, outlet yang dimiliki oleh Kebablasan berdesain kekinian. Berada di 2 lokasi yang cukup strategis, di wilayah Kawasan Wisata Kuliner Baiman dan di Jalan Sultan Adam, Taufiq mengatakan bahwa mereka memang ingin menghadirkan konsep yang berbeda dari <em>brand</em> kebab-kebab kompetitor mereka. Bahkan, ia mengungkapkan mereka akan memperbarui seluruh outlet mereka seperti di dua lokasi tersebut.</p>\r\n<p>“Kita ingin beda dari kebab-kebab yang lain, Mas. Sudah banyak <em>brand </em>kebab dengan nama yang unik-unik. Tinggal konsep <em>marketing </em>dan desain outlet serta produknya saja lagi yang bersaing,” tambahnya menperjelas.</p>\r\n<p>Ingin dikenal sebagai <em>kebab specialty, </em>Taufiq mengakui hal tersebut memiliki kendala juga tantangan. Ia menuturkan bahwa <em>brand-</em>nya harus menyiapkan SOP yang cukup ketat untuk menjaga kualitas rasa kebab olahan mereka.</p>\r\n<p>Di sisi lain, rotasi pegawai outlet mereka yang cukup cepat pernah mereka alami di awal-awal merintis beberapa cabang di Banjarmasin sehingga cukup menyulitkan mereka untuk menjaga standar kualitas kebab sesuai SOP.</p>\r\n<p>“Akhirnya kan kita musti <em>training</em> lagi dan lagi. Cape, Mas, kalo akhirnya terputar-putar di <em>training </em>karyawan karena makan cukup banyak waktu,” tandasnya. </p>\r\n<p><em>Brand </em>yang saat ini cukup dikenal dengan pelopor kudapan khas timur tengah di Banjarmasin ini optimis akan mampu menghadapi tantangan ke depannya walau masa pandemi masih berlanjut. Taufiq juga menuturkan meskipun sempat mengalami penurunan omzet pada Maret-April lalu yang berimbas pada penutupan outlet mereka di Duta Mall.</p>\r\n<p>Menurutnya, UMKM di Banjarmasin, khususnya di bidang kuliner cepat saji seperti kebab miliknya dituntut kreatif dan inovatif, tidak melulu dengan konsep yang sama. Karena akhirnya masyarakat sebagai pelanggan akan bosan dengan produk tersebut. Desain outlet sangat berpengaruh, itu poin yang ditekankan oleh Taufiq di akhir perbincangan.</p>\r\n<p>“Karena pengusaha kalau tidak kreatif, ya mati,” ungkap Taufiq menutup pernyataanya.</p>\r\n<p> </p>","status":"P","publish_datetime":"2020-10-04T12:52:49.000Z","video_1":null,"created_at":"2020-10-04 07:52:52","updated_at":"2021-01-17 22:04:47","highlight":1,"slug":"cerita-kebablasan-bangun-bisnis-kudapan-timur-tengah-hingga-punya-lima-outlet-di-banjarmasin","view_count":117,"image_source":"Source: Tim Starbanjar/Ihya Ul Alfi Mubarak","image_caption":"Kebablasan","user_id":10,"special_report":null,"author_name":"Tim Starbanjar","image_1_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/845/1601797972034.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/845/thumb_1601797972034.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/845/medium_1601797972034.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/845/large_1601797972034.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://starbanjar.com/read/cerita-kebablasan-bangun-bisnis-kudapan-timur-tengah-hingga-punya-lima-outlet-di-banjarmasin","category":[{"id":4,"title":"Wisata & Kuliner","description":" \t\t \tDunia Wisata & Kuliner\r\n \t\t ","image":null,"created_at":"2020-02-07 05:41:19","updated_at":"2020-02-14 08:39:11","slug":"wisata-and-kuliner","url":"https://starbanjar.com/kanal/wisata-and-kuliner","image_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/4/null","image_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/4/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/4/medium_null","image_box_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/4/box_null","pivot":{"category_id":4,"article_id":845}},{"id":6,"title":"UMKM Story","description":"Rubrik khusus pelaku UMKM","image":null,"created_at":"2020-07-15 15:13:14","updated_at":"2020-07-15 15:13:14","slug":"umkm-story","url":"https://starbanjar.com/kanal/umkm-story","image_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/null","image_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/medium_null","image_box_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/box_null","pivot":{"category_id":6,"article_id":845}}]},{"id":815,"title":"Cerita Wardatunisa, Berdagang Casing Hp Impor hingga Raup Jutaan Rupiah","excerpt":"<p>Jangan anggap sebelah mata pedagang casing smartphone. Meski terbilang kecil-kecilan, bisnis satu ini juga mendatangkan cuan yang tak sedikit. Setidaknya, inilah yang dirasakan Wardatunnisa. Lewat merk bisnis online yang ia beri nama @casemurah.bjm.</p>","image_1":"1601220249299.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<p>Jangan anggap sebelah mata pedagang casing (pelindung) smartphone. Meski terbilang kecil-kecilan, bisnis satu ini juga mendatangkan cuan yang tak sedikit. Setidaknya, inilah yang dirasakan Wardatunnisa. Lewat merk bisnis online yang ia beri nama @casemurah.bjm.</p>\r\n<p>***</p>\r\n<p>Kepada starbanjar, mahasiswi manajemen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengaku bahkan sudah bisa meraup untung lumayan. Dari 1-2 juta rupiah dalam satu bulan. Hanya berawal dari iseng belaka.</p>\r\n<p>\"Awalnya lihat di Instagram, orang jual case hp harganya mahal. Terus nyoba cari di marketplace ketemu yang harganya murah. Jadi ngajak temen untuk beli bareng. Setelah itu, kepikiran buat olshop case hp sendiri\" jelas perempuan yang akrab dipanggil Nisa ini.</p>\r\n<p>Usaha yang dirintis Nisa tidak memakai modal. Sebab, dia menggunakan sistem PO di masa memulai usahanya. PO atau Pre-Order mengharuskan para pelanggannya mengirim sejumlah uang terlebih dahulu di awal. Lalu barang akan datang sesuai dengan perjanjian awal.</p>\r\n<p>Produk yang dijualnya beragam. Ada case untuk semua jenis gawai. Tapi, garis besarnya: produk yang ditawarkan berupa case impor dan kustom. Harganya tidak lebih dari selembar uang merah, Rp100 ribu Harga termurahnya hanya Rp30 ribu.</p>\r\n<p><img src=\"/uploads/image/image/1601220227632.jpeg\" alt=\"\" /></p>\r\n<p>Ekonomis memang harga yang ditetapkan Nisa. Tapi jika dibilang rugi, justru sebaliknya. Dia malah meraup pendapatan banyak sampai membuka endorsement</p>\r\n<p>“Waktu pertengahan 2019, saya giat melakukan endorse. Sudah jalan 1 tahun, makanya berani endorse. Trafficnya jadi besar pesanan jadi banyak” jelas mahasiswi Akuntasi Universitas Lambung Mangkurat ini.</p>\r\n<p>Meski banyak cerita mentereng, usaha Nisa juga tak luput dari kegagalan. Barang yang dibeli datangnya kurang, pengiriman barang dibatalkan supplier, kehilangan pelanggan, hingga pelanggannya yang hilang sudah pernah ia cicipi.</p>\r\n<p>Uniknya, tak ada halangan berarti bagi usahanya di masa pandemi covid-19. Ia bercerita penurunan hanya justru terjadi di bulan Ramadhan.</p>\r\n<p>Pemasukan yang biasanya 1 juta harus menurun ke angka Rp800 ribu. Dia menduga minat pasar saat pandemi beralih ke pakaian, bukan aksesoris Smartphone.</p>\r\n<p>Berbekal pengalaman selama 1 tahun berusaha, Nisa mencoba peruntungan di dunia kuliner. Sayang, usahanya tidak berjalan lancar. Produk Frozen food tahu bakso dan nuggetnya susah menemukan pasar pembeli. Bersama kakaknya, modal yang dikucurkan hampir 1 juta harus ia relakan.</p>\r\n<p>Nisa mengungkap tips dan trik untuk memulai usaha seperti dirinya. Bagi dia, penting bagi para pengusaha untuk mengenal target pasarnya. Fokus pada cara menjual agar tepat sasaran ke target yang ditentukan, bukan berusaha menjualnya ke semua orang.</p>\r\n<p>Selain itu jangan pernah malu untuk meminta bantuan teman. Sebab, dengan promosi dari teman bisa memperluas jangkauan pelanggan.</p>\r\n<p>“Jangan pernah takut untuk jatuh, karena tak ada bisnis yang besar, yang tidak dimulai dari bawah” tuturnya.</p>\r\n<p>“Kecuali kamu cucunya bill gates, kekayaannya tidak akan habis hingga 7 turunan” gurau Nisa.</p>\r\n<p> </p>","status":"P","publish_datetime":"2020-09-27T23:22:54.000Z","video_1":null,"created_at":"2020-09-27 15:24:09","updated_at":"2021-01-18 03:33:02","highlight":1,"slug":"cerita-wardatunisa-berdagang-casing-hp-impor-hingga-raup-jutaan-rupiah","view_count":127,"image_source":"Source: Starbanjar/Ari Arung Purnama","image_caption":"Nisa","user_id":6,"special_report":null,"author_name":"Tim Starbanjar","image_1_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/815/1601220249299.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/815/thumb_1601220249299.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/815/medium_1601220249299.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/article/image_1/815/large_1601220249299.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://starbanjar.com/read/cerita-wardatunisa-berdagang-casing-hp-impor-hingga-raup-jutaan-rupiah","category":[{"id":6,"title":"UMKM Story","description":"Rubrik khusus pelaku UMKM","image":null,"created_at":"2020-07-15 15:13:14","updated_at":"2020-07-15 15:13:14","slug":"umkm-story","url":"https://starbanjar.com/kanal/umkm-story","image_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/null","image_thumb_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/medium_null","image_box_url":"https://assets.starbanjar.com/uploads/category/image/6/box_null","pivot":{"category_id":6,"article_id":815}}]}]