Bagikan:
JAKARTA - Tidur adalah salah satu bagian penting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan tubuh kita. Saat kita tidur, tubuh dan otak kita pulih dan mempersiapkan diri untuk aktivitas sehari-hari. Namun, tidak semua tidur sama.
Tidur yang berkualitas, yaitu tidur yang cukup, nyenyak, dan bermutu, mampu memberikan dampak positif yang besar bagi kesehatan kita.
Tidur yang berkualitas bermanfaat untuk memulihkan tubuh dan otak, meningkatkan konsentrasi dan produktivitas, meningkatkan daya tahan tubuh, hingga mendukung kesehatan mental.
Sebuah penelitian terbaru menggunakan teknologi mesin untuk melihat bagaimana kita berjalan dan tidur. Dilansir TrenAsia.com dari Psypost.org pada Jum’at, 5 April 2024.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang tidurnya tidak nyenyak mungkin berjalan dengan lebih kaku, terutama saat mereka mulai berjalan setelah berbelok, dan mereka kesulitan menjaga kecepatan berjalan yang sama.
Temuan ini telah dipublikasikan dalam Sleep Science. Kualitas tidur yang buruk mencakup masalah seperti kesulitan tidur, sering terbangun di malam hari, bangun terlalu awal, dan merasa tidak segar setelah tidur.
Hal ini bisa disebabkan oleh stres, kecemasan, masalah kesehatan, atau kebiasaan seperti minum kopi terlalu banyak atau menggunakan ponsel sebelum tidur.
Masalah tidur yang sering bisa berdampak buruk pada kesehatan kita, seperti meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, diabetes, dan gangguan mental.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cara kita berjalan mungkin terkait dengan kualitas tidur kita. Cara kita bergerak saat berjalan disebut gait. Seseorang dengan tidur yang kurang nyenyak mungkin berjalan lebih lambat dan tidak stabil.
Namun, belum banyak penelitian yang mengeksplorasi hubungan ini pada orang dewasa yang lebih muda.
Penulis studi, Joel Martin, dan timnya ingin mengetahui apakah cara kita berjalan dapat mengindikasikan kualitas tidur kita. Mereka mengajak 123 orang dewasa berusia 18 hingga 36 tahun untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Peserta diminta berjalan selama dua menit tanpa alat bantu, dan kemudian menjawab pertanyaan tentang aktivitas dan tidur mereka. Setelah itu, mereka melakukan tes berjalan sambil menggunakan sensor untuk merekam gerakan mereka.
Hasilnya menunjukkan bahwa 59% peserta memiliki tidur yang baik dan 41% memiliki tidur yang buruk.
Orang dengan kualitas tidur yang buruk cenderung memiliki perubahan gerakan yang lebih sedikit, terutama saat memulai berjalan atau setelah berbelok, dan mereka juga kesulitan menjaga kecepatan berjalan yang stabil.
Mesin yang digunakan oleh peneliti ini dapat memprediksi kualitas tidur dengan akurasi sekitar 62%.
Temuan ini mengindikasikan bahwa pola berjalan seseorang dapat memberikan petunjuk tentang kualitas tidur mereka.
Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih dalam tentang hubungan antara cara berjalan dan kualitas tidur.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 08 Apr 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 17 Apr 2024