Bagikan:
STARBANJAR - Marcus Fernaldi Gideon secara mengejutkan memilih untuk mengakhiri karier badminton profesionalnya pada usia 33 tahun. Keputusannya untuk pensiun langsung disampaikan melalui akun Instagram pribadinya.
“Pada hari ini tepat di usia 33 tahun saya memutuskan untuk berhenti dari karier profesional badminton. Tidak terasa sudah 25 tahun tidak henti-hentinya saya berlatih dan bersaing di lapangan,” tutur Marcus Fernaldi Gideon.
Perjalanan karier Marcus di dunia bulu tangkis seperti roller coaster. Dia meraih berbagai pencapaian gemilang dalam nomor ganda putra bersama dengan Markis Kido, yang telah meninggal dunia, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Marcus memulai karier profesionalnya sebagai bagian dari pasangan ganda putra bersama Markis Kido. Ia juga terlibat dalam sektor ganda campuran dengan Rizki Amelia Pradipta dalam beberapa kesempatan.
Pada 2015, ia dipasangkan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Mereka sempat menjelma sebagai duet maut yang sukses, meraih kemenangan dalam berbagai kejuaraan dan berhasil menduduki peringkat satu dunia.
Prestasi terbaik Marcus bersama Kevin adalah juara All England pada 2017 dan 2018.
Bukan hanya sekedar meraih peringkat satu, Marcus dan Kevin berhasil mempertahankan posisi mereka di puncak ranking selama hampir lima tahun. Mereka baru turun dari peringkat satu pada tahun 2022.
Namun, cedera tulang tumit kaki yang dideritanya pada Juni 2023 membuat kariernya menurun.
Dengan mengingat cedera serupa yang dialaminya sebelumnya, Marcus mengambil keputusan untuk menarik diri dari dunia badminton. Akibatnya, ia harus berpisah dengan pasangannya di ganda putra, Kevin Sanjaya.
Meskipun telah menjalani operasi, Marcus tak kunjung pulih sepenuhnya dan tak dapat kembali ke performa. Pada Sabtu, 9 Maret 2024, dia memutuskan untuk pensiun dari dunia badminton.
Meski demikian, pemain yang dikenal dengan Sinyo ini telah tercatat dalam buku rekor sebagai salah satu pasangan ganda putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Marcus Fernaldi Gideon lahir di Jakarta pada 9 Maret 1991 dari pasangan Kurniahu Gideon dan Sujati Iskandar Bachtiar. Bakatnya dalam bulu tangkis telah terlihat sejak kecil. Pada usia 9 tahun, Marcus meraih juara di Australia dalam ajang Victorian International Challenge pada tahun 2009 bersama klub Tangkas Jakarta.
Kesuksesannya menarik perhatian dan mengantarkannya masuk ke Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas) PBSI Cipayung pada tahun 2010. Namun, tiga tahun kemudian Marcus memilih keluar dari Pelatnas PBSI lantaran kecewa karena tak mendaftarkan dirinya bersama Agripina ke All England 2013.
Meskipun meninggalkan Pelatnas PBSI, Marcus tidak terhenti dalam meraih prestasi. Berpasangan dengan rekan senior Markis Kido di luar sistem pelatihan nasional, Marcus justru mengalami kesuksesan yang luar biasa.
Mereka berhasil meraih gelar juara di Prancis Open 2013 dan Indonesia Masters 2014. Kerja sama Marcus dengan Kido bahkan membawa mereka masuk ke dalam 10 besar ranking dunia ganda putra pada saat itu.
Pada tahun 2015, Marcus dipanggil kembali untuk bergabung dengan Pelatnas PBSI. Kali ini, dia berpasangan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Keputusannya untuk kembali ke Pelatnas dan berpasangan dengan Kevin membuktikan langkah penting dalam membangun reputasinya sebagai legenda ganda putra dunia.
Pasangan Marcus/Kevin meraih berbagai prestasi di berbagai turnamen BWF, yang mengantar mereka secara resmi menduduki peringkat 1 dunia pada 16 Maret 2017 setelah memenangkan gelar juara All England.
Sejak saat itu, Marcus/Kevin menjadi pasangan ganda putra yang menakutkan bagi lawan-lawannya. Gaya permainan mereka yang atraktif dan cepat menjadi ciri khas dari pasangan tersebut. Marcus/Kevin juga memegang rekor sebagai ganda putra yang mempertahankan peringkat 1 dunia terlama, dari tahun 2017 hingga 2022 atau sekitar 202 minggu.
Kurniahu, ayah Marcus Fernaldi Gideon, mengatakan bahwa putranya sempat mendapat tawaran menjadi atlet bulu tangkis Hong Kong. Sang ayah meminta Marcus untuk tetap l membela panji Merah Putih apapun yang terjadi. “Saya bilang jangan. Tetap Merah-Putih, tetap NKRI. Mau susah, mau gimana yang penting bisa makan di sini.”
Kurniahu menegaskan kepada Marcus, dia tidak bisa berpisah jauh dari putranya. Akhirnya, Marcus memilih untuk tetap menjadi atlet Indonesia dan mengakhiri kariernya dengan membawa kebanggaan bagi Tanah Air.
Pada 10 November 2022, Marcus resmi diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), bersama dengan sejumlah pemain lain yang telah mempersembahkan prestasi bagi Indonesia.
Mereka mendapatkan jabatan sebagai PNS Kemenpora setelah mengikuti pendidikan pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan (Pusdiklat Tekfunghan) yang terletak di Jakarta Pusat. Antara lain, ada Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian, Liliyana Natsir, Greysia Polii, Hendra Setiawan, dan lainnya.
Tahun 2011 Singapore International (Juara)
Tahun 2012 Iran Fajr International (Juara)
Tahun 2013 Prancis Open (Juara)
Tahun 2016 Malaysia Masters (Juara), India Open (Juara), Australia Open (Juara), China Open (Juara)
Tahun 2017 Denmark Open (Runner-up), China Open (Juara), Hong Kong Open (Juara), World Superseries Finals (Juara), All England Open (Juara)
Tahun 2018 Indonesia Masters (Juara), India Open (Juara), All England Open (Juara), Indonesia Open (Juara), Asian Games (Juara), Japan Open (Juara), Denmark Open (Juara), French Open (Runner-up), China Open (Juara), Hong Kong Open (Juara)
Tahun 2019 Malaysia Masters (Juara), Indonesia Masters (Juara), Badminton Asia Championship (Runner-up), Indonesia Open (Juara), Japan Open (Juara), China Open (Juara), Denmark Open (Juara), French Open (Juara), China Open (Juara)
Tahun 2020 Indonesia Masters (Juara), All England Open (Runner-up)
Tahun 2021 Indonesia Masters (Juara), All England Open (Runner-up), French Open (Runner-up), Hylo Open (Juara), Indonesia Masters (Runner-up), Indonesia Open (Juara), BWF World Tour Final (Runner-up)
Tahun 2022 Denmark Open 2022 (Runner-up)
Tahun 2018 E-Plus Badminton Asia Team Championship (Emas), Asian Games (Perak)
Tahun 2020 Badminton Asia Team Championship (Emas), Tahun 2021 Piala Thomas (Emas)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 09 Mar 2024