Bagikan:
JAKARTA - Sekitar 66 juta tahun lalu, bumi mengalami bencana alam yang mengubah jalan sejarah planet ini untuk selamanya. Sebuah asteroid kolosal, seukuran gunung, telah menghantam Semenanjung Yucatán. Hantaman ini menandai akhir dari dominasi dinosaurus yang telah berlangsung jutaan tahun.
Dilansir dari Ensiklopedia Britanica, Selasa, 13 Februari 2024, dampak dari tabrakan tersebut terbukti mematikan. Kawah besar yang terbentuk di tempat benturan menyebabkan tsunami dahsyat, gempa bumi, dan hujan puing panas yang merusak.
Tak berhenti di situ. Asap, abu, dan puing-puing yang terlempar ke atmosfer menyebabkan langit menjadi gelap dan menurunkan suhu global secara drastis. Hal ini memicu kepunahan massal, dengan 75-80% kehidupan di Bumi punah dalam waktu yang relatif singkat setelah bencana tersebut.
Para peneliti menduga bahwa kejadian ini terjadi dimasa yang sudah sulit. Sebelum tabrakan, bumi sudah menghadapi tantangan dari proses penurunan suhu yang terjadi secara global dan persaingan perebutan sumber makanan yang ketat diantara semua mahluk yang hidup pada masa itu.
Dengan tambahan dampak langsung dari tabrakan asteroid, kehidupan di bumi berada dalam tekanan yang tak tertahankan oleh semua mahluk hidup.
Meskipun banyak yang sudah dipelajari tentang kepunahan dinosaurus, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Penelitian lanjutan, terutama di wilayah seperti Amerika Barat yang kaya akan fosil-fosil prasejarah, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana kehidupan di bumi berevolusi dan bereaksi terhadap bencana besar seperti ini.
Kepunahan dinosaurus adalah salah satu peristiwa paling dramatis dalam sejarah bumi, mengubah lanskap evolusi dan mempengaruhi jalur perkembangan kehidupan di planet ini.
Namun, dari reruntuhan dan kepunahan, juga muncul peluang untuk memahami lebih dalam tentang sejarah bumi dan peran manusia di dalamnya. Dengan terus berlanjutnya penelitian, kita berharap dapat membuka pintu untuk memahami masa lalu dan masa depan bumi dengan lebih baik.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 18 Feb 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 20 Feb 2024