starbanjar.com
Sekolah Musik Jalanan
Sekolah Musik Jalanan

Menengok Perjalanan Sekolah Musik Jalanan: Dirintis Belasan Pengamen sampai Punya Studio Sendiri

Redaksi Starbanjar
23.7.2020

STARBANJAR- Mungkin banyak yang tak mengetahui, di Banjarmasin ada sebuah wadah pendidikan di bidang seni musik berbasis kerakyatan.

Dikatakan demikian, karena sekolah yang satu ini tak seperti sekolah seni bonafit. Atau tempat kursus yang boleh dibilang mahal. Harus bayar per jam, atau satu kali pertemuan.  Sebaliknya, sekolah ini justru dibuka gratis.

Tempat pendidikan itu diberi nama Sekolah Musik Jalanan, disingkat SMJ. Dicetuskan pada 2019 lalu, sekolah ini berada di bawah naungan  Yayasan Anak Jalanan Yang Baik (AL AJYB). 

Sesuai namanya, AL AJYB merupakan Yayasan khusus menampung dan membina anak jalanan. Didirikan M Algi Rifani dan kawan-kawan pada 2012 silam. Yayasan itu  Bermarkas di kawasan Jalan Sutoyo S, Banjarmasin.

SMJ yang saat ini diketuai Ahmad Bahtiar itu, kini sudah memiliki 15 anggota. Semuanya pengamen jalanan. Meski berbasis pendidikan seni musik, bukan berarti yang diasah soal skill melulu. 

Tapi kepribadian dan etika anggotanya juga digembleng, agar tak lagi dipandang sebelah mata. Terbukti, menjelang 17 Agustus ini, mereka mencipta karya. Lagu bertemakan semangat juang pemuda, berjudul 'Momentum Merdeka'.

Liriknya lagu yang ditulis Algi bersama dua anggota SJM lainnya, yakni Imis dan Ahim serta diaransemen oleh Bahtiar pada 13 Juli lalu itu tergolong unik. Karena tercipta terinspirasi dari teks naskah pidato Presiden pertama Republik Indonesia (RI), Soekarno.

Sayang jika tak terekspos, lagu ini pun rencananya akan dibawakan pada malam peringatan hari kemerdekaan, di Halaman Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia KNPI Kalimantan Selatan, Jalan Lambung Mangkurat.

Rencana ini pun terbentuk setelah Algi dan Bahtiar bertemu dengan Kepala Lembaga Percepatan Kemitraan KNPI Provinsi Kalsel, Arif Rahman Hakim di Gedung KNPI, Rabu (22/7) sore.

"Lewat lagu ini, kami ingin membuktikan bahwa meski dipandang sebelah mata, tapi kami juga mencinta Indonesia," ujar Bahtiar dalam pertemuan itu.

Surat kerjasama antar kedua belah pihak pun ditandatangani. Mereka bersepakat lagu itu bakal ditampilkan pada kegiatan Solidaritas Pemuda untuk Indonesia. Yang diinisiasi oleh KNPI Kalsel pada malam peringatan hari kemerdekaan.

Tak hanya soal acara tersebut, Bahtiar juga panjang lebar mensosialisasikan SMJ yang saat ini dipimpinnya keada Arif Rahman Hakim. Dari awal merintis, program-program yang saat ini dikerjakan, hingga keinginan untuk mengembangkan SMJ agar kedepan lebih baik lagi juga disampaikan Bahtiar.

SMJ sendiri juga mempunyai studio musik, di markas AL AJYB. Namun hanya studio sederhana, dengan peralatan seadanya. Maklum, untuk memenuhi kelengkapan prelatan musik di studio memerlukan biayanya tak sedikit.

"Langkah memfasilitasi mereka, membuat wadah berupa studio musik. Tempatnya di studio sederhana. Alatnya pun masih serba pinjam," timpal Algi.

Secara perlahan karya mereka yang juga ada beberapa mulai diabadikan. Tentu akan sayang jika tak direkam, dan menghilangkan dari ingatan. Namun, yang menjadi masalah adalah pembuatan hak cipta.

"Ada beberapa abang-abang yang mau mengajarkan kami untuk recording. Boleh dibilang lebih profesional. Tapi yang menjadi masalah soal hak cipta," beber Algi.

Melalui kegiatan pada malam pergantian hari kemerdekaan itulah mereka berharap karya mereka bisa didengar dan dilirik masyarakat. Syukur-syukur ada yang mau membantu mereka dalam pendidikan bagi anak jalanan.

"Kami ingin, mereka diterima di masyarakat, dipercaya bahkan karyanya ditunggu-tunggu masyarakat. Dengan begitu secara tidak langsung, juga mengharumkan nama banua. Sudah banyak contoh, pengamen-pengamen yang sukses bahkan karyanya juga dibeli," harap Algi.

Adapun Arif Rahman Hakim mengapresiasi atas dedikasi dan kerja keras para anggota di AL AJYB ean SMJ untuk terus berupaya agar anak jalanan di Banjarmasin tak lagi dipandang sebelah mata. Serta bisa memberikan kontribusi melalui karyanya untuk Banua.

"Kami akan bantu semampu kami. Untuk kegiatan tadi juga fasilitas yang kami punya akan kami berikan. Kami akan selalu berusaha untuk membantu," ujar Arif.

Dia juga mengakui bahwa selama ini yang namanya anak jalanan kerap dipandang sebelah mata. Padahal kondisi lah yang membuat mereka harus terjun kejalanan. 

Sehingga, menurutnya pemerintah maupun masyarakat harusnya bisa merangkulnya. Agar anak jalan ini bisa bisa lebih baik. "Yang penting di Kalsel dulu dipandang positif," pungkasnya.