Bagikan:
STARBANJAR - Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock memanggil mitranya dari Rusia pada pertemuan menteri luar negeri tingkat tinggi pada Rabu, 21 Februari 2024. Ia mengatakan Rusia harus mengakhiri perang di Ukraina.
“Jika Anda peduli dengan nyawa manusia, jika Anda peduli dengan rakyat Anda sendiri, anak-anak dan remaja Rusia, Anda harus mengakhiri perang ini sekarang,” kata diplomat papan atas Jerman tersebut kepada Sergey Lavrov, dikutip Kamis 22 Februari 2024.
Keduanya duduk di meja yang sama saat mereka berpartisipasi dalam pertemuan menteri luar negeri dari 20 negara ekonomi terkaya di dunia, yang dijuluki Kelompok 20 atau G20.
Menurut Baerbock, invasi penuh skala Rusia ke Ukraina yang hampir mencapai ulang tahun keduanya pada tanggal 24 Februari adalah lebih dari sekadar konflik regional.
“Perang agresi Rusia, menantang kita semua untuk dengan tegas mempertahankan prinsip-prinsip mendasar yang melindungi kita semua dalam Piagam PBB, hukum internasional, dan hak asasi manusia. Prinsip-prinsip ini melindungi semua negara, tidak peduli seberapa besar atau kecilnya,” katanya, dikutip dari DW.
Piagam PBB ditandatangani pada tahun 1945 dan membentuk Dewan Keamanan dengan lima anggota tetap, yang masing-masing memiliki kekuasaan untuk memveto resolusi apa pun yang mereka lawan.
Rusia, salah satu anggota tetap Dewan Keamanan, telah menggunakan kekuatannya untuk memblokir resolusi apa pun yang mengutuk perangnya di Ukraina.
Hal ini telah memicu kritik berulang kali terhadap badan global yang kuat tersebut. Dewan juga sekali lagi mendapat kecaman karena tidak dapat bertindak tegas untuk membatasi korban sipil di Gaza karena Amerika Serikat, anggota tetap lainnya, telah memveto resolusi yang menyerukan gencatan senjata.
“Dampak dari kedua perang ini sangat dirasakan oleh orang-orang miskin di seluruh dunia,” ujar Baerbock, dengan perang kedua merujuk pada konflik di Gaza. Dia menyerukan perdamaian baik di Ukraina maupun di wilayah Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Brasil, Mauro Vieira, mengatakan lembaga multilateral tidak sepenuhnya siap untuk menghadapi tantangan saat ini, seperti yang telah ditunjukkan oleh kelumpuhan Dewan Keamanan yang tidak dapat diterima atas konflik yang sedang berlangsung di Gaza dan Ukraina. Dia menambahkan situasi ini mengakibatkan nyawa tak berdosa.
Dia mendesak untuk reformasi yang mendalam dari tata kelola global, karena Brasil mengambil alih kepresidenan tahunan G20 tahun ini. Pertemuan menteri ini penting untuk membentuk agenda bagi pertemuan puncak para pemimpin, yang akan diselenggarakan pada bulan November.
Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, telah menetapkan reformasi lembaga-lembaga global untuk melibatkan lebih banyak suara dari negara-negara berkembang sebagai salah satu proposal utama Brasil.