starbanjar.com
Proyek Jembatan Sei Alalak
Proyek Jembatan Sei Alalak

Menteri PUPR Dorong Pembangunan Jembatan Sei Alalak Gunakan Material Dalam Negeri

M Rahim Arza
09.7.2020

STARBANJAR-Pembangunan infrastruktur Jembatan Sei Alalak yang merupakan akses utama Kota Banjarmasin-Kabupaten Batola terus digenjot. Pada Rabu (8/7/2020) malam tadi, rombongan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan mitra Komisi V DPR Ri bahkan meninjau area proyek tersebut untuk memastikan progres pekerjaan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang meninjau langsung proyek tersebut mengingatkan agar kontraktor untuk memaksimalkan penggunaan komponen dalam negeri untuk bahan material jembatan. Meski mahal, ia ingin produk-produk asli Indonesia dapat digunakan secara maksimal.

"Jangan terlalu cepat untuk mengimpor bahan material jika masih ada produk dalam negeri walaupun harganya lebih mahal," kata  Basuki di sela meninjau lokasi pembangunan Jembatan Sei Alalak pada Rabu malam (8/7/2020).

Sekadar diketahui, Jembatan Sei Alalak dikerjakan untuk mengganti bangunan sebelumnya yang terlampau tua karena usianya lebih dari 30 tahun. Bangunan baru diklaim akan jauh berbeda karena menggunakan konsep cable-stayed dan struktur jembatan lengkung pertama yang ada di Indonesia.

Kepala Bidang Perencanaan BBPJN Wilayah XI Banjarmasin, Syauqi Kamal, membeberkan perkembangan proyek saat ini telah mencapai 67 persen. Kini, proses sudah memasuki tahap pengerjaan bentang utama dari jembatan.



"Konstruksi diupayakan tetap berlangsung agar pelaksanaan Penggantian Jembatan Sei Alalak yang menghubungkan Kota Banjarmasin-Kabupaten Barito Kuala sekaligus menjadi ikon baru Provinsi Kalimantan Selatan ini dapat diselesaikan sesuai target pada bulan Maret 2021 mendatang," ujar Syauqi.

Dalam lawatan kerja itu, juga muncul anggota DPR RI Dapil Kalsel, Rifqinizamy Karsayuda. Ia datang karena menjadi bagian dari Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur.

"Ini bukan sekedar jembatan, tapi akan merubah wajah kota Banjarmasin lebih baik ke depannya," ujar Rifqi.

Untuk diketahui, pekerjaan Jembatan Sei Alalak sendiri mengunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp 278 miliar dengan kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji, KSO dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears).