Bagikan:
JAKARTA - Baru-baru ini tepatnya pada Kamis, 25 Juli 2024 saat tim sepak bola nasional Israel memasuki lapangan untuk pertandingan pembukaan Olimpiade Musim Panas 2024 di Paris, lagu kebangsaan mereka disambut dengan cemoohan dari sebagian penonton. Teriakan “bebaskan Palestina” pun bergema.
Ke-88 atlet Israel termasuk di antara lebih dari 10.500 olahragawan dari sekitar 200 negara yang akan berpartisipasi dalam Olimpiade, yang secara resmi dimulai dengan upacara pembukaan pada Jumat, 26 Juli 2024. Di Paris, atlet Israel menerima perlindungan sepanjang waktu dari unit khusus elit kepolisian Prancis, selain langkah-langkah keamanan mereka sendiri yang ditingkatkan.
Partisipasi negara itu dalam pertandingan di tengah perang brutalnya di Gaza, yang menewaskan lebih dari 39.000 orang, telah memicu kritik terhadap penyelenggara Olimpiade, yang memiliki sejarah panjang melarang negara-negara yang dianggap telah terlibat dalam tindakan yang bertentangan dengan semangat pertandingan.
Dua negara absen dari Olimpiade tahun ini, Rusia dan Belarus, sebagai akibat dari perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Mereka yang menuntut pelarangan berpendapat bahwa Israel, yang telah dituduh melakukan genosida oleh Afrika Selatan dalam kasus di Mahkamah Internasional, seharusnya menghadapi konsekuensi atas tindakannya.
Dilansir dari Al Jazeera, Senin, 29 Juli 2024, beberapa negara pernah dilarang berkompetisi di Olimpiade.
Larangan pertama terjadi pada Olimpiade Musim Panas 1920 yang berlangsung di Antwerp, Belgia, di mana Jerman, Austria, Hungaria, Bulgaria, dan Turki dilarang berpartisipasi akibat peran dan keterlibatan mereka dalam Perang Dunia I.
Jerman juga dilarang mengikuti Olimpiade 1924 di Paris sebagai kelanjutan dari larangan sebelumnya dan akibat dari Perang Dunia I.
Pada Olimpiade Musim Panas 1948 yang diadakan di London, Jerman dan Jepang dilarang berpartisipasi sebagai konsekuensi dari peran mereka dalam Perang Dunia II dan kerusakan yang ditimbulkannya.
Afrika Selatan dilarang berpartisipasi dalam Olimpiade dari tahun 1964 hingga 1992 karena adanya segregasi rasial yang diakibatkan oleh rezim apartheid.
Pada tahun 1972, Zimbabwe, yang saat itu dikenal sebagai Rhodesia, dilarang berpartisipasi dalam Olimpiade di Munich karena tekanan dan protes internasional terhadap kebijakan segregasi rasial di negara tersebut.
Pada tahun 2000, Afghanistan dilarang ikut serta dalam Olimpiade Sydney akibat kebijakan Taliban yang berkuasa terhadap perempuan. Tahun ini, meskipun Taliban kembali berkuasa di Kabul, atlet Afghanistan dapat berkompetisi—namun tidak di bawah bendera Taliban.
Sebaliknya, mereka akan bertanding di bawah bendera merah, hijau, dan hitam Republik Islam Afghanistan, yang digulingkan oleh Taliban pada tahun 2021.
Kuwait diskors oleh Komite Olimpiade Internasional pada Oktober 2015 karena campur tangan pemerintah dalam komite Olimpiade negara tersebut. Sebagai hasilnya, atlet Kuwait berkompetisi di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 sebagai atlet Olimpiade independen di bawah bendera Olimpiade.
Pada Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, Korea Utara dilarang berpartisipasi karena menarik diri dari Olimpiade Tokyo 2020 dengan alasan kekhawatiran terkait COVID-19, yang dianggap melanggar Piagam Olimpiade.
Meskipun tidak sepenuhnya dilarang dari Olimpiade 2016, banyak atlet Rusia dilarang berkompetisi di Rio akibat skandal doping yang disponsori negara. Larangan ini juga berlanjut hingga Olimpiade Musim Dingin 2018 dan Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020.
Rusia dan Belarus dilarang mengikuti Olimpiade 2024 di Paris karena keterlibatan mereka dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Pada Olimpiade 2024, hanya 15 atlet dari Rusia dan 18 atlet dari Belarus yang akan berkompetisi sebagai “Atlet Netral Individu” (AIN), berdasarkan angka terbaru yang dirilis oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Berkompetisi di bawah AIN berarti bendera Rusia dan Belarusia, lagu kebangsaan, dan seragam tidak akan diizinkan di Olimpiade Paris.
AIN adalah atlet dengan paspor Belarusia atau Rusia yang dipastikan memenuhi syarat dan diundang untuk berkompetisi di Olimpiade Paris 2024. Kelayakan ini didasarkan pada kuota dan persyaratan khusus yang ditentukan oleh Federasi Internasional (IF).
Ada 329 pertandingan yang mencakup 32 cabang olahraga pada edisi ke-33 Olimpiade Paris yang akan diselenggarakan pada 26 Juli hingga 11 Agustus.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 29 Jul 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 30 Jul 2024