Bagikan:
STARBANJAR– Ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) nasional mulai cerah menyusul pertumbuhan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di sejumlah daerah.
Waketum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Achmad Rofiqi mengatakan pemerintah melalui PT PLN (Persero) telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi kendaraan berbahan bakar fosil menuju kendaraan berbasis baterai.
Hal ini dibuktikan dengan hadirnya SPKLU sepanjang rest area Tol Trans Jawa, sehingga pengguna kendaraan listrik saat ini sudah dapat menempuh perjalanan dari Merak hingga Bali tanpa khawatir kekurangan daya.
“Sebagai gambaran, waktu G20 ada beberapa brand EV diundang, kami lewat Tol Trans Jawa dan sudah ada beberapa titik untuk charging di rest area. Jadi pemerintah sudah menunjukkan kalau Jawa-Bali bisa ditempuh pakai mobil listrik,” katanya dalam sebuah diskusi, dikutip Jumat, 10 Maret 2023.
Selain didukung oleh charging station, pria yang akrab disapa Fiki ini menyebut kalau ongkos isi ulang daya mobil listrik yang dikeluarkan dalam perjalanan Merak-Bali sangat ekonomis. Bahkan lebih murah dari biaya Tol Trans-Jawa sendiri.
“Dengan rentang perjalanan sekitar 1.200 kilometer, pengguna hanya mengeluarkan biaya pengisian sekitar Rp600 ribu.”
Jika mengacu pada tarif konsumen di SPKLU, biaya maksimal pengisian daya kendaraan listrik maksimal sebesar Rp2.475 per KWh. Bila rata-rata jarak tempuh mobil listrik 5 km/Kwh, maka pengguna cukup mengeluarkan biaya Rp594 ribu untuk perjalanan sejauh 1.200 km.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM sendiri menargetkan pembangunan 1.030 SPKLU baru pada tahun 2023, hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Dengan begitu, akan ada sekitar 3.000 unit SPKLU pada akhir tahun ini.