starbanjar.com
IMG_20220910_010325.jpg
Direktur LK3 Banjarmasin, Abdani Solihin bersama Ketua PSMTI Kalsel tengah diwawancarai pada acara Religi Expo ke-7 & Mooncake Festival 2022. (Istimew)

Rekat Dalam Religi Expo ke-7, LK3 Banjarmasin dan PSMTI Kalsel Jalin Kerukunan Pada Mooncake Festival

Redaksi
Oleh Redaksi
08.9.2022

STARBANJAR - Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin dan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ingin merekatkan antar umat beragama dalam acara Religi Expo ke-7 & Mooncake Festival 2022 di halaman Siring Nol Kilometer, Kota Banjarmasin. 

Kegiatan itu berlangsung sejak tanggal 9-11 September 2022, dan menggunakan tema bertajuk, "Menjaga Kerukunan, Melestarikan Budaya dan Merayakan Keragaman."

Di atas panggung Religi Expo ke-7, sejumlah pemuka agama dan perwakilan masyarakat sipil melakukan tabuhan gendang sebagai tanda dibukanya acara tersebut. 

Dan terlihat sederet stand dari komunitas keagamaan dari penganut Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, serta Kong Hu Cu. Sekalipun termasuk, stand khusus penghayat kepercayaan di Kalsel juga disediakan.

Direktur LK3 Banjarmasin, Abdani Solihin memberikan sambutan bahwa kegiatan Religi Expo ini berkat banyaknya bantuan dari kerjasama dan kolaborasi lintas agama. Dia bersyukur selama ini didukung oleh lembaga PSMTI Kalimantan Selatan, yang senantiasa mendorong kegiatan-kegiatan dalam kerukunan beragama tersebut.

"Mereka semua rela membantu dalam pelaksanaan acara Religi Expo ke-7 & Mooncake Festival 2022 ini. Tanpa mengecilkan peran yang lain, saya kira peran PSMTI Kalsel juga sangat luar biasa. Saya berterimakasih banyak," ucap Abdani Solihin, pada Jum'at (9/9/2022) sore.

Lantas, Abdani merasa rangkaian acara ini berlangsung dan berjalan lancar, karena berkat dukungan pelbagai macam lembaga lintas agama. Termasuk, kata dia, Religi Expo ini dianggap sukses karena partisipasi masyarakat kecil menjadi bagian acara itu.

"Tentu masyarakat dimaksud, adalah masyarakat yang damai, aman dan tenteram. Penuh toleransi," ujarnya.

Abdani menyebut sebanyak 30 pemuda lintas agama terhimpun dalam acara Religi Expo ini. Menurutnya, toleransi tanpa kerjasama maka tak bermakna. "Begitu juga kerukunan tanpa kolaborasi di antara yang berbeda. Tidak memberi arti apapun," ucapnya.

Karena itu, Abdani merasa acara Religi Expo ke-7 ini adalah miniatur dari kerjasama dan kolaborasi antar umat beragama. Dia mengharapkan, setiap keseharian dan kegiatan masyarakat Banjar dapat terus menjalin kerukunan bersama, walau ada perbedaan.

Sementara rangkaian kegiatan Religi Expo, Abdani menjelaskan ada panggung budaya yang terdapat 30 penampil dari organisasi berbasis agama dan budaya.

"Selain itu ada pelbagai lomba digelar. Termasuk logo dibelakang saya ini, adalah hasil dari lomba. Besok ada lomba mewarnai, busana adat nusantara dan baju adat Tionghoa yang mengalami pembauran dengan busana adat Banjar," kata dia.

Sejumlah pemuka agama menabuh gendang saat pembukaan Religi Expo.

Ketua PSMTI Kalimantan Selatan, Arifin Suritiono menganggap adanya kegiatan Religi Expo ini adalah upaya saling bertegur sapa dan mengenali satu sama lain, sehingga dapat membentuk keberagamaan antar umat di Banjarmasin.

Arifin memandang, kota berjuluk seribu sungai ini sangat tinggi nilai toleransinya, maka selalu terjalin kerukunan tersebut.

"Sementara terkait kegiatan didalam Religi Expo ke-7. Kami (PSMTI Kalsel) melaksanakan acara mooncake (Kue Bulan). Ini adalah budaya dari tradisi masyarakat Tionghoa," cerita dia.

Mooncake Festival ini, Arifin menganggap acara yang digelar saban tahunnya itu cukup dinilai besar setelah perayaan Imlek. Dia menjelaskan, memperingati acara kue bulan ini ketika pertengahan musim gugur.

"Ketika bulan purnama, kita biasanya kumpul bersama masyarakat Tionghoa menggelar acara ini," ucap lelaki bertopi newsboy itu.

Arifin menilai, acara itu adalah ungkapan rasa syukur terhadap bulan tersebut. Sambil menikmati kue, dia menyebut bersama-sama untuk berkumpul saling merekatkan antar sesama.

"Termasuk dalam kegiatan ini, acara Mooncake itu adalah cara merekatkan antar sesama. Kemudian ada keterkaitan, tujuan kita untuk bersatu," tandasnya.