Bagikan:
STARBANJAR - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Ivestasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan membantah pernyataan Thomas T. Lembong terkait harga nikel yang anjlok.
Luhut mengatakan, untuk mengetahui harga nikel harus merujuk data yang panjang misalnya tren harga 10 tahun terakhir. Di mana berdasarkan data Luhut harga nikel dunia dikisaran US$15.000 pada 2014-2019.
"Periode hilirisasi mulai kami lakukan, harga rata-rata nikel itu hanya US$12.000," katanya dalam akun instagram miliknya dilansir Kamis, 25 Januari 2024.
Sehingga menurut Luhut pernyataan Tom Lembong bisa menyimpulkan harga nikel anjlok sangat keliru. Menko Marves ini pun menuding tim sukses Anies-Muhaimin itu berbohong.
Bahkan Luhut meragukan intelektualitas pria yang kini berstatus Co-Captain Timnas Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).
Luhut akan berbahaya bagi perekonomian Indonesia ketika harga nikel terlalu tinggi. Ia memberi contoh kasus mineral cobalt di mana 3 tahun lalu harganya melambung sehingga para pengusaha mencari alternatif lain bentuk baterai lain, yang menjadi salah satu pemicu lahirnya Lithium Ferro Phosphate (LFP).
Berdasarkan data Kementerian Investasi/Kepala BKPM realisasi investasi di bidang hilirisasi atau proses pengolahan bahan baku menjadi barang siap pakai sepanjang 2023 mencapai Rp375,4 triliun.
Bahlil realisasi investasi di bidang hilirisasi terbesar diperoleh dari sektor mineral yaitu smelter dengan total Rp216,8 triliun. Di mana nikel di angka Rp136,6 triliun, bauksit Rp9,7 triliun dan tembaga diangka Rp70,5 triliun.
Lalu untuk hilirisasi sektor pertanian CPO atau oleochemical di angka Rp50,8 triliun, kehutanan atau Pupl dan paper diangka Rp51,8 triliun.
Dari sektor minyak dan gas terutama di petrochemical realisasi invetasinya sendiri mencapai Rp46,3 triliun dan ekosistem kendaraan listrik dalam hal ini baterai mencapai Rp9,7 triliun.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 25 Jan 2024