Bagikan:
JAKARTA - Di tengah hiruk-pikuk pasar modern yang didominasi oleh transaksi tanpa uang tunai, transfer digital, dan e-wallet, kita mungkin kesulitan membayangkan dunia di mana uang berbentuk koin logam atau barang berharga.
Namun, sejarah menunjukkan bahwa sebelum era uang elektronik dan koin logam, terdapat inovasi finansial luar biasa: uang kertas. Sebagai media pertukaran yang banyak digunakan, uang kertas telah mengubah lanskap keuangan global. Tetapi, dari mana asalnya uang kertas tersebut?
Pada abad ke-7 Masehi, di Tiongkok, konsep awal uang kertas muncul. Namun, itu bukan uang kertas seperti yang kita kenal hari ini. Sebab, uang kala itu lebih merupakan representasi sertifikat gudang untuk barang berharga seperti emas atau perak.
Meski begitu, cara ini memudahkan orang untuk melakukan transaksi tanpa harus membawa logam berat secara fisik. Namun, uang kertas yang sebenarnya, yang memiliki nilai intrinsik dalam dirinya sendiri, pertama kali muncul pada masa dinasti Tang di Tiongkok, pada abad ke-7 hingga ke-10 Masehi.
Catatan-catatan ini dipercayai muncul atas perintah dari pemerintah setempat untuk mengatasi kekurangan logam berharga yang ada. Mereka terbuat dari serat kertas yang diimpor dari mulberry dan rempah-rempah, dengan tambahan segel keamanan untuk mencegah pemalsuan.
Setelah penemuan uang kertas di Tiongkok, praktik ini kemudian menyebar ke dunia Islam. Di sini, di kota-kota seperti Baghdad, Kairo, dan Damaskus, uang kertas mulai digunakan sebagai medium transaksi yang sah.
Pada abad ke-9 Masehi, Dinasti Fatimiyah di Mesir memperkenalkan uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah, yang dikenal sebagai "sakk". Uang kertas ini digunakan sebagai bukti utang yang dapat diperdagangkan secara bebas, membuatnya menjadi inovasi besar dalam perdagangan dan keuangan.
Meskipun uang kertas telah diperkenalkan dan digunakan di Tiongkok dan dunia Islam, Eropa Barat masih sangat bergantung pada mata uang logam pada Abad Pertengahan. Namun, pada abad ke-17, di Amsterdam, Belanda, pertama kali muncul eksperimen nyata dengan uang kertas modern.
Pada tahun 1609, Bank Amsterdam mulai menerbitkan "wisselbankbiljet", atau kertas bank yang dapat ditukarkan dengan koin logam setara. Ini memungkinkan penduduk kota untuk menyimpan uang mereka di bank dan melakukan transaksi dengan menggunakan kertas bank, yang pada dasarnya merupakan cikal bakal dari sistem perbankan modern.
Pada awal abad ke-17, selama masa pemerintahan Ratu Elizabeth I, Inggris juga mengalami eksperimen awal dengan uang kertas. Namun, uang kertas di Inggris pada saat itu tidak diatur dengan baik dan sering kali terjadi penyalahgunaan, menyebabkan hilangnya kepercayaan publik.
Pada tahun 1694, Bank of England didirikan sebagai bank sentral pertama di dunia. Bank ini diberi kekuasaan monopoli untuk mengeluarkan uang kertas yang sah di Inggris. Uang kertas yang dikeluarkan oleh Bank of England ini didukung oleh cadangan emas, yang memberikan kepercayaan kepada publik akan keabsahannya.
Namun, gelar untuk uang kertas pertama di dunia yang diterbitkan oleh sebuah bank secara resmi jatuh pada Bank of Stockholm. Pada tahun 1661, di Swedia, Bank of Stockholm mulai menerbitkan uang kertas yang diterima sebagai pembayaran resmi di seluruh negeri.
Uang kertas ini adalah tonggak penting dalam sejarah keuangan, karena menandai peralihan dari penggunaan koin logam yang berat dan tidak praktis ke medium pertukaran yang lebih praktis dan efisien. Uang kertas Bank of Stockholm menjadi model untuk institusi keuangan di seluruh dunia.
Kehadiran uang kertas tidak hanya mengubah cara orang melakukan transaksi, tetapi juga mengubah lanskap ekonomi secara keseluruhan. Kemunculan uang kertas memungkinkan bank sentral untuk mengontrol pasokan uang dalam perekonomian, mengatur suku bunga, dan mengelola inflasi.
Ini memberikan fleksibilitas dan stabilitas yang lebih besar dalam sistem keuangan. Uang kertas juga membuka jalan bagi inovasi finansial lainnya, seperti cek, kartu kredit, dan transfer elektronik. Ini semua menjadi bagian integral dari sistem keuangan modern yang kita kenal saat ini.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 13 May 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 17 Mei 2024