starbanjar.com
PSE Kominfo
Tangkapan layar akun Twitter komedian Dustin Tiffani yang mengumumkan akun WA miliknya diambilalih seseorang. Foto: Twitter @DustinTifani

Sejumlah Warganet dan Influencer Diteror Usai Kritik Langkah Kominfo Blokir Aplikasi

Redaksi Starbanjar
31.7.2022

STARBANJAR-  Aksi teror dan ancaman menghantui pengkritik kebijakan pemblokiran oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Komedian Arie Kriting dan Dustin Tiffani adalah dua pesohor yang mendapat teror ini. 

Aksi ini menjadi trending topik, pasca seorang pengguna Twitter menjadi korban doxing dan ancaman pembunuhan. Beberapa pihak menduga ancaman dilakukan buzzer. 

Data pribadinya diumbar ke publik, dan pelaku melakukan teror melalui WhatsApp usai mengajukan pertanyaan di forum diskusi Space yang membahas pemblokiran sejumlah aplikasi.

Dalam utas yang dipublikasikan, pembicara yang dipanggil sebagai Hafiz memperlihatkan tangkapan layar percakapan dari si peneror.

"Kepilih ngomong di space Twitter tadi, terus nanya beberapa pertanyaan. Tiba-tiba ada yang WA gini? telepon-telepon juga, buzzer itu nyata temen-temen," tulisnya, Minggu, 31 Juli 2022 dini hari.

Dalam percakapan yang dikirimkan peneror diduga buzzer itu, terlihat dia menanyakan maksud Hafiz membahas beberapa hal mengenai Kominfo di Space.

Sayangnya, tidak disebutkan hal apa saja yang dirasa 'mengganggu' sehingga membuat pembicara itu diteror.

Tidak hanya itu, peneror bahkan mengeluarkan kata-kata kotor hingga mengancam akan ikut meneror keluarga si pembicara. Terlihat juga si peneror beberapa kali menghubungi nomor WA pembicara di Space itu, tetapi tidak diangkat.

"Hafiz, maksudnya apa tanya-tanya gitu di Twitter Space?" tanya pemilik nomor. "Hahaha *****l, keluarga lo ya abis ini. Angkatlah pa***k," ujar peneror menambahkan.

Seakan belum cukup sampai di situ, peneror itu kemudian mengirimkan foto pembicara hingga mengetahui alamat email miliknya.

"Sampe doxing email gue segala," tulis si pembicara. Berhasilnya si peneror mendapatkan berbagai informasi pribadi itu pun menuai tanya dari netizen, termasuk seorang pemilik akun yang bekerja di bidang IT @_bagas***.

"Pembicara mendapatkan WhatsApp berisikan pesan teror yang dapat mengetahui informasi pribadi si Pembicara dari foto, email, hingga nomor Whatsapp, dari mana semua data itu didapatkan?" tuturnya.

Akibat tersebarnya informasi pribadi milik si pembicara, Kominfo yang telah menuai kecaman terkait pemblokiran sejumlah situs penting kini semakin mendapat cibiran.

Pasalnya, mereka mewajibkan situs dan aplikasi asing untuk mendaftar PSE, tetapi data milik pengguna saja bisa bocor seperti itu.

Padahal, Kominfo mengklaim fungsi pendaftaran PSE adalah untuk melindungi data pribadi warga negara Indonesia (WNI).

Setelah dilakukan penelusuran, netizen pun menemukan bahwa nomor yang meneror si pembicara merupakan milik anggota Majelis Lucu Indonesia (MLI) Dustin Tiffani.

Akan tetapi, pria yang kerap membuat konten dengan Tretan Muslim itu mengaku tidak pernah melakukan teror seperti yang dialami pembicara Space tersebut.

Dustin Tiffani juga menekankan bahwa nomornya disalahgunakan untuk meneror orang lain. “Bantu untuk sebarkan, ternyata penyalahgunaan data orang beneran nyata, kenal juga kagak sama Anda, saya” tuit Dustin. 

Belakangan, sutradara dan produser Ernest Prakarsa ikut bersuara. “Akun WA @Arie_Kriting  barusan juga mendapatkan upaya peretasan dan teror. Norak banget,” tulis Ernest. 

Setelah mendapat tekanan warganet, Kominfo akhirnya melunak. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Samuel Abrijani Pangerapan, mengatakan pihaknya telah mencabut penutupan akses terhadap Paypal. Sayangnya, pembukaan ini bersifat sementara.

Semuel menyebut pembukaan blokir itu dilakukan pihaknya menyusul desakan dari masyarakat yang aktif menggunakan Paypal. Untuk itu per Minggu (31/7) pukul 08.00 WIB pagi, pembukaan blokir terhadap Paypal resmi diberlakukan.

Semuel menambahkan, pembukaan blokir sementara itu hanya berlaku selama lima hari ke depan. Masyarakat diminta dapat memanfaatkan masa itu untuk melakukan migrasi dananya yang ada di Paypal.

"Sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang kewenangan dan tentang PSE, setiap penyelenggara keuangan itu wajib terdaftarkan lagi. Karena itu saya harapkan masyarakat benar-benar memanfaatkan waktu yang kita berikan oleh pemerintah kita berikan tenggat waktu lagi sampai 5 hari kerja," ucap Semuel melalui konferensi pers secara daring, Minggu (31/7).

Pembukaan blokir sementara, kata Samuel, dilakukan pihaknya bukan tanpa sebab. Hal itu dilakukan menyusul pihak Paypal belum menunjukkan itikad baik untuk registrasi layanan mereka pada pemerintah sesuai aturan PSE Kominfo hingga hari ini.

"Karena memang sampai saat kami belum berhasil atau Paypal tidak melakukan kontak dengan kami," tambahnya.

Kesempatan selama lima hari ke depan ini diharapkan Semuel dapat dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh masyarakat Indonesia yang masih menyimpan dananya di Paypal.

"Manfaatkan itu untuk melakukan migrasi, sudah banyak aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan yang menurut saya bisa digunakan. Kita sudah punya layanan-layanan digital untuk pembayaran. Kita sudah punya layanan digital seperti e-banking sudah punya indonesia. Silakan memigrasikan sistemnya, maksudnya memigrasikan sistem pembayaran yang digunakan," kata Semuel.

Berdasarkan aturan yang diterapkan oleh Kominfo, perusahaan harus mendaftarkan seluruh layanan mereka per domain. Permen Kominfo No 5/2020 tentang PSE Lingkup Privat sendiri menjadi dasar hukum pendaftaran PSE Kominfo.

dapun terdapat enam kategori PSE Lingkup Privat, baik domestik maupun luar negeri, yang wajib daftar ke PSE Kominfo. Beberapa kriteria tersebut antara lain portal/situs/aplikasi/jaringan yang memberikan layanan transaksi keuangan, komunikasi dan sosial media, layanan berbayar, layanan mesin pencari, dan sebagainya. *

Tulisan ini telah tayang di ibukotakini.com, partner resmi Starbanjar oleh Redaksi pada 31 Jul 2022