Bagikan:
JAKARTA - Tidak dapat dipungkiri, dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami pasang surut, termasuk soal emosi dan kesehatan mental. Anda mungkin pernah merasakan bahwa di bidang-bidang tertentu Anda tidak unggul dan ‘malas’ untuk belajar lebih dalam.
Akan tetapi, tidak dapat disangkal bahwa kata ‘malas’ memiliki makna yang cukup negatif dalam budaya kita. Lalu, apakah malas itu termasuk sifat atau gejala dari sesuatu yang lain seperti kecemasan, depresi, atau penyakit mental? Untuk mengetahuinya, Anda bisa menyimak beberapa penjelasan berikut ini.
Seperti yang dilansir dari Psychology Today, depresi dan kemalasan ternyata memiliki banyak kesamaan. Hal itulah yang membuat orang sering salah melabeli orang lain sebagai pemalasan.
Alasan mengapa malas sering terjadi bersamaan dengan depresi adalah bahwa hal itu merupakan gejala umum dari depresi dan penyakit mental. Depresi dan kemalasan keduanya dapat memengaruhi motivasi, konsentrasi, tingkat energi tubuh, dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.
Perbedaan antara depresi dan kemalasan adalah depresi mampu memengaruhi kesehatan mental dan suasana hati seseorang, sedangkan orang-orang yang malas hanyalah tidak termotivasi oleh hal-hal di luar kendali mereka karena mereka kurang memiliki kesadaran diri atau hal-hal yang seharusnya memotivasi mereka.
Seperti yang dilansir dari Psychology Today, pada umumnya orang yang depresi akan merasa hari mereka sangat gelap. Mereka mungkin sulit untuk bangun dari tempat tidur di pagi hari bukan karena ingin bersantai dan menikmati waktu nyaman, tapi karena merasa sedih dan putus asa.
Sedangkan kemalasan lebih merupakan pengalaman yang situasional. Mungkin hanya dalam beberapa hari Anda merasakan malas karena Anda lelah akibat aktivitas yang sangat sibuk. Di sisi lain, depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan, terlepas dari berapa banyak istirahat yang telah Anda dapatkan.
Nilai yang Anda yakini ternyata dapat memengaruhi saat Anda mengerjakan suatu tugas di tempat kerja. Di kantor, Anda mungkin sering diberi tugas yang menurut Anda terlihat tidak ada artinya atau tidak berguna.
Jika Anda terjebak dengan pemikiran nilai-nilai tersebut, Anda mungkin akan mengalami kesulitan menyelesaikan tugas penting di kantor, bahkan jika hal itu merupakan prioritas utama dan deadlinenya adalah besok.
Fenomena kecanduan media sosial tampaknya semakin marak akhir-akhir ini. Namun, Anda perlu memahami bahwa scrolling di media sosial dapat berkontribusi terhadap kesehatan mental baik itu secara positif maupun negatif.
Anda perlu fokus mengurangi waktu yang Anda habiskan di media sosial. Anda juga bisa mencoba menghapus aplikasi tersebut di ponsel, atau lebih memilih memasangnya di tablet atau laptop saja.
Ketika Anda bekerja secara remote, mungkin Anda akan dibanjiri berbagai pekerjaan secara bertubi-tubi. Bisa jadi Anda merasa kewalahan dengan banyaknya tugas atau pemberitahuan yang muncul di ponsel, telepon, email, dan sebagainya.
Itu tadi penjelasan mengenai perbedaan antara mengalami malas atau depresi dan penyebab yang memicu munculnya kemalasan.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 03 Jul 2024