starbanjar.com
Jukung Tambangan
Jukung Tambangan

Tawarkan Sensasi Baru Susur Sungai, Wisata Jukung Tambangan Banjarmasin Kian Banjir Peminat

Ari Arung Purnama
09.9.2020

STARBANJAR-  Komunitas Patriot Pariwisata Kota Banjarmasin memperkenalkan fasilitas wisata baru di Kota Seribu Sungai yakni Jukung Tambangan.

Layanan wisata ini menggunakan Jukung Tambangan -sebagai alat transportasi khas masyarakat Banjar tempo dulu- untuk membawa pelancong menyusuri sungai-sungai yang ada di Kota Banjarmasin.

Tim Kreatif Patriot Pariwisata Banjarmasin, Widya Maulidina, berkata bahwa layanan Jukung Tambangan berbeda dengan klotok siring yang pemesanannya di tempat. Sebab, fasilitas ini mengharuskan wisatawan melakukan reservasi satu hari sebelum keberangkatan mereka.

"Untuk pemesanan, bisa klik di tautan yang ada di instagram kami, @jukungtambangan" jelasnya.

Adapun para pelancong bebas memilih titik jemput. Misalnya dermaga di belakang Rumah Anno Siring Piere Tendean atau di dermaga Sungai Biuku Sungai Andai.

Sementara, tarif yang ditawarkan program wisata ini bervariasi begitu juga destinasinya. Jangkauan harga dimulai dari Rp20.000/orang untuk rute di sekitar Siring Piere Tendean dan Kampung Hijau-Biru.

Untuk rute jauh seperti kampung Sungai Biuku, Pasar Lok Baintan, dan Pulau Bromo dibanderol dengan harga Rp50.000-Rp75.000/orangnya. Selain itu, mereka juga menawarkan rute khusus seperti Kampung arab, Mawarung Baimbai, serta Soto Bang Amat dengan tarif Rp25.000-Rp30.000/orangnya.

"Tentu selain per orangan, kami juga menyediakan jasa sewa jukungnya secara penuh. Harganya dipatok dari Rp120.000 sampai Rp550.000 bagi mereka yang ingin merasakan sensasi jukung pribadi" ujarnya.

Widya menceritakan sejak dicetus bulan Agustus lalu, pihaknya terkejut dengan antusiasme para wisatawan yang menggunakan layanan Jukung Tambangan. Setiap pekan, ia membeberkan ada saja kurang lebih 30 pelancong yang menanyakan fasilitas ini lewat Instagram.

Sementara, total pengunjung bulan Agustus kemarin berada dikisaran 80-100 orang. Widya menuturkan kebanyakan pengunjung berasal dari kalangan anak muda.

Meski diminati banyak orang, dia mengaku bahwa pihak mereka tidak serta merta membuka akses bagi para calon pengguna wisata jukung tambangan ini. Mereka memberlakukan protokol kesehatan seperti pengukuran suhu tubuh, mencuci tangan, menjaga jarak, melakukan penyemprotan desinfektan, dan menggunakan masker.

"Kami juga membatasi tempat duduk di jukung tambangan. Kalo biasanya bisa menampung hingga 15 orang, selama pandemi kami batasi 6-10 orang saja. Kursinya sendiri sudah diberi jarak untuk menerapkan physical distancing," kata dia.