starbanjar.com
image_1280x_657bec6395cb3.jpg
Tinutuan: Makanan Terburuk Dunia yang Pernah Jadi Favorit Soeharto

Tinutuan, Hidangan Terburuk Dunia tetapi Jadi Favorit Soeharto

Redaksi Daerah
22.1.2025

JAKARTA—Baru-baru ini, Taste Atlas kembali mengejutkan masyarakat Indonesia. Kali ini, bukan karena daftar makanan terenak dunia yang berasal dari Nusantara, melainkan sebaliknya. Situs ensiklopedia rasa asal Kroasia tersebut memasukkan dua kuliner Indonesia, yaitu bubur Manado (tinutuan) dan paniki, ke dalam daftar 100 makanan terburuk di dunia tahun 2025.

Dilansir dari Taste Atlas pada Rabu, 15 Januari 2025, tinutuan menempati posisi ke-16 dalam daftar makanan terburuk dengan skor 2,3 bintang. Sementara itu, paniki berada di peringkat ke-36 dengan skor 2,5 bintang. Puncak daftar makanan terburuk ditempati oleh blodpalt, hidangan khas Finlandia.

Penilaian di Taste Atlas dilakukan berdasarkan suara publik tanpa melibatkan mesin bot, nasionalisme, atau bias patriotisme lokal. Hanya pengguna dengan wawasan kuliner yang dapat memberikan penilaian, dan total terdapat 385.835 suara yang terkumpul untuk pemeringkatan ini.

Masuknya tinutuan dalam daftar makanan terburuk dunia cukup mengejutkan masyarakat Indonesia. Bubur khas yang biasanya disajikan dengan sambal dan ikan asin ini tidak hanya populer di Manado, daerah asalnya, tetapi juga sudah dikenal di berbagai wilayah lain di Indonesia.

Bubur Vegetarian

Lalu apa itu tinutuan? Tinutuan adalah bubur yang terbuat dari campuran beras, ubi, labu kuning dan jagung manis. Sejumlah sayuran seperti bayam, kangkung, daun melinjo serta daun kemangi ikut melengkapi kuliner khas tersebut. 

Makanan yang cocok disajikan untuk sarapan itu awalnya adalah bubur vegetarian. Namun pada sejumlah acara khusus, daging akan ditambahkan dalam sajian. Tak hanya disukai warga Manado, tinutuan banyak menjadi alternatif menikmati bubur bagi warga di penjuru Indonesia. 

Tak tanggung-tanggung, tokoh nasional seperti mantan Presiden Soeharto, BJ Habibie, hingga Ganjar Pranowo mengidolakan kuliner ini. Informasi yang dihimpun TrenAsia.com, Soeharto sangat menyukai bubur Manado karena kandungan gizinya yang tinggi. 

Hal itu tak lepas dari banyaknya jenis sayuran yang menjadi pelengkap masakan. Presiden kedua RI ini juga memiliki restoran bubur Manado favorit yang berada di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Selain Soeharto, bubur Manado juga digemari Presiden ketiga RI, Habibie. Tinutuan menjadi kuliner favorit Habibie selain ayam goreng. 

Usut punya usut, calon presiden (capres) Pemilu 2024, Ganjar Pranowo, pun sangat menyukai bubur Manado. “Yang paling istimewa dan ditunggu kalau datang ke Manado ya buburnya. Itu karena bubur ini banyak sayurnya,” ujar mantan Gubernur Jawa Tengah ini beberapa waktu lalu.   

Paniki (Indonesia Kaya).

Lalu bagaimana dengan paniki? Sama halnya tinutuan, paniki berasal dari Sulawesi Utara. Makanan itu biasa menggunakan daging kelelawar sebagai bahan utama. Daging tersebut kemudian bakal dicampur dengan hidangan sup. Paniki biasa disajikan dengan seporsi nasi putih. 

Masakan ini dibuat dengan memanggang kelelawar untuk menghilangkan bulu di tubuhnya. Setelah dibersihkan isi perutnya, daging kelelawar kemudian dipotong kecil dan direbus. 

Daging kelelawar rebus lalu dimasak dengan santan, serai, jahe, daun kari, cabai, daun bawang, dan bawang putih. Agar semakin nikmat, sajian ditaburi bawang goreng.

20 Besar Makanan Terburuk Dunia Versi Taste Atlas

1. Blodpalt (Finlandia)

2. Bocadillo de sardinas (Spanyol)

3. Calskrove (Swedia)

4. Angulas a la cazuela (Spanyol)

5. Jeliied eels (Inggris)

6. Ramen burger (Amerika Serikat)

7. Chapalele (Chili)

8. Faves a la Catalana (Spanyol)

9. Thorramatur (Islandia)

10. Kaeng tai pla (Thailand)

11. Hon mhai (Thailand)

12. Danhuang fianrong yuebing (China)

13. Svio (Islandia)

14. Ambuyat (Brunei Darussalam)

15. Nervetti (Italia)

16. Tinutuan (Indonesia)

17. Marmite and chip sandwich (Selandia Baru)

18. Moelas (Portugal)

19. Heusuppe (Swiss)

20. Frog eye salad (Amerika Serikat)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 15 Jan 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 22 Jan 2025