Umumkan 6 Nominator Film Terbaik, BPNB Kalbar Helat Festival Film Kalimantan 2022 di Banjarmasin

STARBANJAR - Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kalimantan Barat mengumumkan 6 nominasi terbaik pada perhelatan Festival Film Budaya Kalimantan (FFBK) 2022 di Hotel Aria Barito, Kota Banjarmasin. 

Nominator terbaik yang diraih oleh para sineas Kalimantan, di antaranya berikut kategori kategori film Pendek Dokumenter Terbaik dengan judul: Rumah Budaya, Sungai Utik, yang disutradarai oleh Kynan Tegar dan berasal daerah di Putusibau, Kalimantan Barat. Dia juga meraih penata musik film pendek dokumenter terbaik dalam momentum itu.

Selanjutnya, kategori penata musik Film Pendek Fiksi Terbaik dengan judul: Bada (Share Project) yang berasal dari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Adapun, kategori sutradara Film Pendek Dokumenter Terbaik dengan judul: Jelaw - Potret Minoritas Muslim Pedalaman, dengan rumah produksi KP119 yang berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat.

Dan kategori sutradara Film Pendek Fiksi Terbaik, dengan judul: Bada, yang disutradarai oleh Rifqi Maulana dalam Rumah Produksi (Share Project) dan berasal di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kategori Film Pendek Fiksi Terbaik, dengan judul: Kemponan, yang diproduksi oleh Elvina Picture dan asal daerah di Pontianak, Kalimantan Barat.

Film pendek dengan durasi 3-5 menit itu bertema “Kalimantan: Rumahku Budayaku” dan memuat minimal salah satu dari 10 Objek Pemajuan Kebudayaan.

"Malam ini kita merayakan atau penganugerahan film Kalimantan. Festival budaya film ini diharapkan dalam pengembangan para sineasnya lebih maju. Dan ekosistemnya lebih berkembang lagi ke depan," ucap Moch. Andri WP, pejabat BPNB Kalbar kepada Starbanjar, (18/9/2022) malam.

Kassubag TU BPNB Kalbar itu menyampaikan bahwa sebelumnya pernah dilaksanakan sejenis penganugerahan film pada 2018 lalu. Dia memandang, penganugerahan film ini sebatas stimulus atau perangsang kerja para sineas ke depannya. "Supaya memajukan para sineas perfilman di Kalimantan," ujarnya.

Karena, Andri meyakini para sineas Kalimantan menjadi corong perfilman di Indonesia. Terlebih, menurutnya nanti ketika Ibu Kota Negara (IKN) telah berpindah langsung dalam tatanan kinerjanya, maka berpengaruh terhadap sineas di tanah Borneo.

"Kita menjadi kiblat perfilman di Indonesia. Yakin, karena apa? Saya mendengar informasi langsung dari para juri bahwa film-film yang terseleksi adalah film terbaik dengan mutu karyanya," jelasnya.

Mewakili pimpinan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Selatan, Nurhuda Yetti melihat setiap manusia memiliki budayanya tersendiri, serta keragaman yang harus ditampilkan dalam dunia perfilman. Kelima wilayah di Kalimantan, menurutnya memiliki identitas tersendiri yang harus dimunculkan pada era sekarang.

"Sesuai identitas kebudayaan yang dikembangkan oleh kelompok maupun perorangan. Dasar itu terkandung dalam nilai-nilai kearifan lokal yang patut dieksplorasi," ucap Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter itu.

Dengan begitu, Nurhuda menyebut hal itu harus diperkenalkan kepada kalangan masyarakat umumnya. Dia merasa, kontribusi para sineas Kalimantan bakal membangun peradaban bangsa Indonesia yang lebih maju lagi.

"Dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Kekayaan seni budaya yang berkembang dan manusia membangun dengan cara budayanya sendiri, yaitu perilaku kesehariannya. Berdasarkan norma sosial di lingkungannya itu," ucap Nurhuda.

Ke depan, Nurhuda menginginkan para sineas Kalimantan banyak melahirkan karya-karyanya, terlebih mengandung nilai budaya dari kearifan lokalnya itu. Dia mendorong agar terus difasilitasi agar terjaga, serta kuat dalam menjalankan sistem kebudayaan tersebut.

"Lewat film menjadi cerminan budaya lokal itu sendiri, maka harus difasilitasi dan diimplementasikan secara optimal di masyarakat," tandasnya.