Homelogo-ta
Banjar Update

Wajibkan Jurnal Internasional, WR I Uniska Kritik Kemendikbud

  • Wacana yang dilontarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang mewajibkan dosen menulis karya ilmiah untuk diterbitkan di jurnal internasional diantaranya terindeks Scopus sebagai syarat kenaikan dan mempertahankan jabatan fungsional, dikritik pimpinan Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari.

    ***

    Dr Jarkawi Wakil Rektor I Uniska menilai kewajiban menerbitkan jurnal internasional terindek Scoupus sebagai syarat kenaikan pangkat memberatkan dosen.

    “Tidaklah mudah membuat karya jurnal internasional itu. Selain biaya mahal juga sangat memakan waktu. Berdasar pengalaman saya itu bisa sampai 2 tahun. Nah kalau lama begitu kan jadi menghambat karir dosen,” kata Jarkawi saat dihubungi Starbanjar, Selasa (18/2/2020).

    Bagi Jarkawi ukuran kemanfaatan ilmu pengetahuan tentu harus untuk transformasi masyarakat dan kemajuan bangsa, bukan malah ajang untuk gagah-gahahan reputasi intelektual.

    Walaupun ingin menerbitkan jurnal internasional dia menyebut ada banyak jurnal internasional selain indeks Scopus yang menjadi alternatif pilihan akademisi yang ingin menerbitkan jurnal Internasional.

    Dia mempertanyakan kebijakan dari Kemendikbud yang yang mendewakan Scopus sebagai tolak ukur reputasi intelektual.

    "Tulisan hasil penelitian diserahkan ke luar negeri (Scopus) dan harus bayar lagi, padahal masih ada alternatif pilihan jurnal internasional selain Scopus," tandas Jarkawi.

Kampus Uniska MAAB
caption
Kampus Uniska MAAB (Istimewa)