Bagikan:
JAKARTA - Meningkatnya kepemilikan smartphone membuat akses informasi melalui media sosial jadi lebih mudah. Tidak mengherankan di era sekarang ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari banyak orang.
Namun, banyaknya waktu yang dihabiskan di platform-platform ini telah menimbulkan kekhawatiran akan kecanduan. Sebagai respons terhadap masalah ini, sebuah penelitian yang dilakukan selama empat minggu menunjukkan harapan dalam mengurangi kecanduan media sosial.
Dilansir dari laman Psychology News, sebuah tim peneliti telah mendalami dampak media sosial terhadap kesehatan mental kaum muda. Mereka menemukan bahwa lebih dari 75% remaja memeriksa ponsel mereka setiap jam, dan separuh dari mereka merasa seperti kecanduan pada perangkat mereka.
Dalam wawancara dengan para remaja ini, banyak di antara mereka mengaku bahwa media sosial, khususnya TikTok, telah menjebak mereka dalam cengkeraman yang sangat kuat.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada berbagai dampak yang ditimbulkan oleh media sosial. Beberapa studi menunjukkan dampak negatif terkait dengan citra tubuh, gangguan makan, dan perbandingan sosial.
Baca Juga: Kenapa Anak Muda Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental? Ini Penjelasan Sosiolog UGM
Namun, ada juga penelitian lain yang menemukan manfaat kesehatan mental dari penggunaan media sosial, seperti kesejahteraan sosial, persahabatan yang kuat, dan paparan pada sudut pandang yang beragam.
Karena konsumsi media sosial yang sehat bervariasi dari orang ke orang, penelitian ini menekankan pentingnya untuk mengembangkan kebiasaan yang sehat dan dipersonalisasi.
Salah satu pendekatan yang diambil adalah dengan menganggap konsumsi media seperti diet. Seperti halnya dalam diet, ada berbagai cara untuk mengembangkan kebiasaan media sosial yang sehat.
Dalam upaya untuk mengatasi kecanduan media sosial, dilakukan sebuah intervensi selama empat minggu yang melibatkan lebih dari 500 mahasiswa dengan berbagai kebiasaan media sosial.
Para mahasiswa diminta untuk merenungkan hubungan mereka dengan media sosial dan menetapkan tujuan untuk perubahan yang ingin mereka lakukan, seperti mengurangi waktu menggulir tanpa tujuan atau memilih konten yang mereka konsumsi.
Hasil analisis awal menunjukkan bahwa intervensi selama empat minggu ini berhasil mengurangi kecanduan media sosial bagi mereka yang memulai dengan tingkat kecanduan yang bermasalah atau klinis.
Peserta yang awalnya memiliki tingkat kecanduan yang tinggi mengalami penurunan skor yang signifikan, membawa mereka ke dalam rentang penggunaan yang lebih sehat pada akhir intervensi.
Pada akhir empat minggu, peserta melaporkan perubahan positif dalam hubungan mereka dengan media sosial. Mereka merasa lebih kuat dalam menjalin hubungan yang lebih bermakna dengan teman-teman mereka, dan mengalami penurunan dorongan untuk terus-menerus memposting sesuatu di media sosial.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 12 May 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 15 Mei 2024