Bagikan:
STARBANJAR – Meskipun turun, laba bersih yang dicetak PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) pada tahun 2023 masih tercatat sebagai yang kedua tertinggi sepanjang sejarah perseroan.
Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono, mengatakan bahwa tahun 2023 menjadi periode penuh dinamika bagi Perseroan.
Fokus utama perusahaan selama tahun tersebut adalah menjaga fundamental kinerja meskipun dihadapkan pada risiko ketidakpastian pasar keuangan global, tantangan ekonomi dalam negeri dan ancaman serangan siber yang marak di era digital.
Pada tahun 2023, BFI Finance mencatat total pendapatan Rp6,4 triliun, meningkat 18% dibandingkan tahun 2022. Laba bersih yang berhasil diraih mencapai Rp1,6 triliun pada tahun 2023.
Angka laba bersih tersebut mengalami penurunan 9% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat pencapaian tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Total aset yang berhasil dikumpulkan Perseroan mencapai Rp24 triliun, mengalami peningkatan sebesar 9,4% dibandingkan dengan tahun 2022.
Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan total piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) sebesar 7,4%, melampaui pencapaian tahun sebelumnya yang mencapai Rp20,5 triliun menjadi Rp22,0 triliun.
Meskipun nilai pembiayaan baru (new booking) mengalami sedikit penurunan sebesar 5% menjadi Rp19,1 triliun karena adanya penangguhan sementara operasional akibat serangan siber, namun pada kuartal IV 2023, BFI Finance berhasil pulih dan mencatat pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 11,3% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Dalam mengelola risiko kredit, BFI Finance berhasil menekan rasio pembiayaan bermasalah (Nonperforming Financing/NPF) hingga berada di level bruto 1,36% dan level neto 0,15% per 31 Desember 2023.
Rasio NPF ini secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industri pembiayaan yang berada di level bruto 2,44%.
Performa positif juga tercermin pada Indikator Keuangan, dengan Imbal Hasil Rata-Rata atas Aset (Return on Average Asset/RoAA) dan Imbal Hasil Rata-Rata atas Ekuitas (Return on Average Equity/RoAE) masing-masing mencapai level 8,4% dan 17,7% per Desember 2023.
Angka ini menunjukkan kinerja keuangan BFI Finance yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri pembiayaan yang masing-masing berada di level 5,6% dan 15,0%.
Menilik komposisi bisnis BFI Finance berdasarkan piutang pembiayaan yang dikelola, pembiayaan kendaraan roda empat dan roda dua masih mendominasi dengan persentase 62,7%.
Pembiayaan alat berat dan mesin menyusul dengan 14,9%, diikuti oleh pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru (14%), pembiayaan beragun sertifikat properti (4,4%), dan pembiayaan berbasis syariah (4%).
Dalam hal pendanaan, BFI Finance tidak hanya mengandalkan pinjaman bank, tetapi juga memanfaatkan pasar surat utang melalui penerbitan Obligasi Rupiah.
Selama tahun 2023, perusahaan berhasil menerbitkan tiga jenis obligasi baru, yaitu Obligasi Berkelanjutan V BFI Finance Indonesia Tahap III, IV, dan V Tahun 2023, dengan total nilai perolehan mencapai Rp3,8 triliun.
Pada tahun sebelumnya, BFI Finance memperluas cakupan bisnisnya ke sektor pembiayaan kendaraan roda dua berbasis energi listrik (electric vehicle/EV) dengan skala terbatas.
Pembiayaan untuk pembelian kendaraan roda dua listrik ini diluncurkan pada semester II dan bekerja sama dengan lima merek kendaraan roda dua listrik lokal di wilayah Jabodetabek.
Sudjono memaparkan, untuk strategi dan arah bisnis tahun 2024, BFI Finance akan memfokuskan upayanya pada perluasan jaringan berbasis digital.
Ini melibatkan pengembangan produk keuangan baru, serta optimalisasi produk yang sudah ada guna mendukung target pertumbuhan bisnis perusahaan.
Langkah-langkah ini sejalan dengan upaya BFI Finance dalam mengadopsi teknologi terkini untuk mendukung pengembangan bisnis secara end-to-end.
“BFI Finance telah mengambil langkah inovatif sejak tahun 2020 dengan menyempurnakan cara kerja dan model operasional kami. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan bisnis,” kata Sudjono kepada TrenAsia, Senin, 26 Februari 2024.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 26 Feb 2024