Bagikan:
JAKARTA - Indonesia adalah negara yang berkembang, sehingga kebutuhan akan produktivitas jadi meningkat. Hal tersebut juga diiringi dengan adanya peningkatan pekerjaan malam agar kebutuhan perkembangan atau pembangunan negara dapat terpenuhi.
Meski begitu, pekerja malam seperti perawat, dokter, polisi, pekerja pabrik, satpam, dan lainnya mengalami perubahan pola tidur. Perubahan pola tidur tersebut dapat menjadi ancaman kesehatan karena adanya perubahan jam dan proporsi tidur.
Seperti yang dilansir dari laman resmi Kemenkes, fakta telah menunjukkan tidur penting untuk kesehatan, apalagi bagi jantung dan pembuluh darah. Perubahan pola tidur akan mengubah pola ritme sirkadian tubuh yang nanti akan mengubah respon tubuh normal terhadap terjadinya stres biologis.
Pekerja malam ternyata memiliki risiko terkena penyakit jantung 40% lebih besar daripada pekerja pagi. Selain itu, pekerja malam terkait dengan peningkatan risiko kelainan irama jantung seperti fibrilasi atrium yang dapat meningkatkan risiko stroke. Dapat disimpulkan bahwa perubahan pola tidur pada pekerja malam dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas.
Oleh karena itu, para pekerja malam perlu mendapatkan pengetahuan dan edukasi terkait upaya pencegahan penyakit jantung. Pekerja malam juga perlu mendapatkan durasi tidur yang cukup untuk mencegah terkena penyakit jantung dan risiko kematian, di mana durasi tidur yang dimaksud yaitu 7-8 jam sehari.
Itu tadi beberapa cara untuk mencegah risiko kematian dan penyakit jantung pada pekerja malam.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 23 Apr 2024