Bagikan:
JAKARTA - Diabetes adalah suatu kondisi penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Glukosa, sebagai sumber energi utama bagi sel tubuh, tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh penderita diabetes.
Seperti yang Anda ketahui, hormon insulin, yang diproduksi oleh pankreas, berfungsi mengendalikan kadar glukosa dalam darah. Namun, pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
Glukosa adalah karbohidrat alami yang digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi, yang berasal dari makanan seperti nasi, oat, singkong, dan umbi-umbian. Insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas, dilepaskan saat makan untuk membantu sel-sel tubuh mengolah glukosa dari darah menjadi bentuk energi yang dapat disimpan di otot atau hati sebagai glikogen.
Ketika kadar gula darah rendah, sel-sel memecah glikogen menjadi glukosa untuk energi.
Karbohidrat, sebagai sumber energi utama, penting bagi otak. Kekurangan karbohidrat dapat menimbulkan masalah kesehatan, karena tubuh membutuhkannya sebagai bahan bakar, cadangan makanan, dan materi pembangun.
Setelah dikonsumsi, karbohidrat dipecah menjadi glukosa yang digunakan sebagai energi bagi sel, jaringan, dan organ tubuh, atau disimpan di hati dan otot.
Karbohidrat sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks. Karbohidrat kompleks membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna karena rantai panjang gulanya, memberikan energi secara konsisten dan mencegah penumpukan lemak.
Penderita diabetes perlu mengatur konsumsi nasi dan karbohidrat untuk menjaga kadar gula darah dalam batas normal. Seseorang dengan kondisi diabetes juga disarankan memilih nasi dengan indeks glikemik rendah seperti nasi merah, hitam, atau basmati, yang tidak cepat meningkatkan kadar gula darah. Porsi nasi juga harus diperhatikan, serta dikombinasikan dengan sayuran, protein, dan lemak sehat seperti sayuran hijau, ikan, atau kacang-kacangan.
Mengonsumsi nasi dingin bisa lebih menguntungkan bagi penderita diabetes dan mereka yang ingin menurunkan berat badan. Seperti yang dilansir dari laman resmi Kemenkes, nasi dingin memiliki indeks glikemik lebih rendah dan kandungan pati resisten lebih tinggi dibandingkan nasi panas. Pati resisten membantu memantau kadar gula darah, memberikan rasa kenyang lebih lama, dan menurunkan kadar kolesterol, sehingga lebih optimal untuk diet. Namun, penyimpanan nasi dingin harus diperhatikan untuk menghindari risiko bakteri berbahaya seperti Bacillus cereus, yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
Secara keseluruhan, baik nasi panas maupun dingin bisa menjadi pilihan sumber karbohidrat, tergantung situasi dan preferensi individu. Namun, ada baiknya jika Anda memastikan untuk menyimpan nasi dengan benar dan memprosesnya dengan tepat sebelum dikonsumsi agar tidak menimbulkan kerugian untuk kesehatan Anda.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 08 Jul 2024