Bagikan:
JAKARTA - Kaktus pada umumnya dikenal sebagai tanaman hias yang sering ditempatkan di dalam rumah. Hal tersebut disebabkan oleh bentuknya yang cantik dan menarik, serta kemudahan dalam perawatannya.
Meskipun demikian, kaktus terutama jenis kaktus nopal atau kaktus pir berduri, ternyata memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang penting. Tanaman tersebut kaya akan antioksidan, vitamin, dan mineral yang bermanfaat untuk tubuh.
Kaktus dengan nama latin Opuntia ficus atau Opuntia ficus-indica ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kuliner, baik dari bagian daun maupun buahnya. Di beberapa daerah di Amerika Barat Daya dan Meksiko, masyarakat sering mengonsumsinya sebagai sayuran yang diolah, sering muncul di menu restoran, toko kelontong, dan pasar petani.
Pengolahan kaktus umumnya melibatkan proses menumis dan penambahan pada berbagai hidangan seperti taco, telur orak arik, atau disiapkan sebagai lauk dengan tambahan tomat dan bawang bombay. Selain itu, kaktus berduri ini bisa diolah menjadi jus, selai, atau teh.
Kaktus nopal segar memiliki manfaat kesehatan, termasuk menurunkan kadar gula darah, mempercepat penyembuhan luka, dan mengurangi kadar kolesterol. Menurut laporan Medical News Today pada tahun 2019, keluarga tanaman Opuntia dillenii menunjukkan sifat antioksidan dan antiinflamasi yang signifikan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa kaktus nopal dapat meredakan rasa nyeri, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan melindungi kesehatan hati. Selain itu, sebagaimana umumnya pada buah dan sayuran, kaktus nopal dan kaktus pir berduri mengandung serat yang berguna dalam manajemen diabetes.
Konsumsi makanan ini dapat menjadi bagian dari diet tinggi serat, yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah, mengendalikan insulin, dan meningkatkan kadar lipid dalam darah.
Meskipun memiliki manfaat kesehatan, beberapa kasus alergi atau sensitivitas dapat muncul akibat konsumsi buah kaktus. Reaksi yang umumnya terjadi melibatkan ruam kulit, gatal-gatal, dan pembengkakan. Namun, jika ada kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis karena bisa saja terjadi anafilaksis, reaksi alergi yang parah dan mengancam jiwa.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Justina Nur Landhiani pada 18 Jan 2024