Bagikan:
JAKARTA - Kesehatan merupakan karunia Tuhan yang paling berharga. Tanpa kesehatan, kualitas hidup seseorang dapat terganggu. Kekayaan materi tidak ada artinya jika kita jatuh sakit.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa hak istimewa terbesar dalam hidup adalah kesehatan. Oleh karena itu, mencegah penyakit lebih baik daripada mengobatinya. Salah satu cara efektif untuk mencegah penyakit adalah melalui skrining kesehatan.
Skrining kesehatan penting untuk mendeteksi penyakit sebelum gejalanya muncul. Dengan deteksi dini, penanganan dapat dilakukan lebih awal dan lebih efektif. Melalui skrining, penyakit dapat diidentifikasi sejak dini, meningkatkan peluang kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih serius.
"Skrining kesehatan sangat penting karena dengan kita skrining, kita jadi tahu mana kelompok berisiko dan mana yang sehat. Skrining harus dilakukan secara berkala," papar Dr. Armand Achmadsyah dari RS Abdi Waluyo dilansir Antara Rabu 24 Mei 2024 lalu.
Jenis pemeriksaan dalam skrining kesehatan bervariasi tergantung pada usia, riwayat kesehatan, dan faktor risiko individu. Contohnya, mammografi untuk deteksi dini kanker payudara, pengukuran tekanan darah untuk penyakit jantung, dan tes glukosa untuk diabetes. Banyak orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi terdeteksi melalui program skrining, yang dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut.
Armand menyebutkan kolesterol tinggi tidak hanya ditemukan pada orang tua, tetapi juga pada usia muda. Hal ini menunjukkan pentingnya skrining kesehatan pada semua kelompok umur. Perubahan gaya hidup merupakan langkah pertama yang dianjurkan untuk menurunkan kadar kolesterol sebelum terapi pengobatan dimulai.
Penyakit seperti diabetes, hipertensi, kanker, dan penyakit jantung adalah penyebab utama kematian dan morbiditas di dunia. Oleh karena itu, investasi dalam kesehatan dan pencegahan penyakit sangat penting untuk mengurangi prevalensi penyakit kronis.
Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan skrining kesehatan secara rutin, kita dapat menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.
BPJS Kesehatan mencatat total pendapatan sebesar Rp151,4 triliun pada tahun 2023, meningkat 5,13% dari Rp144 triliun pada tahun 2022. Meski pendapatan meningkat, BPJS Kesehatan mengalami defisit anggaran sebesar Rp7,9 triliun pada tahun yang sama.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah mencakup 267,3 juta peserta per 31 Desember 2023, setara dengan 95,75% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 279,1 juta jiwa.
Pada tahun 2023, total pemanfaatan layanan kesehatan oleh peserta JKN mencapai 606 juta, terdiri dari 239,5 juta kunjungan sakit di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 223,8 juta kunjungan sehat di FKTP, 129,9 juta kunjungan di poliklinik rawat jalan rumah sakit, dan 16,3 juta kasus rawat inap di rumah sakit. Beban jaminan kesehatan meningkat dari Rp113,4 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp158,8 triliun pada tahun 2023.
- Penyakit Jantung: Penyakit jantung menelan biaya tertinggi, mencapai Rp10,2 triliun pada tahun 2023, menurun dari Rp12,14 triliun pada tahun 2022, dengan 13 juta klaim kasus.
- Kanker: Biaya pengobatan kanker mencapai Rp3,5 triliun dengan 2,45 juta klaim kasus.
- Stroke: Stroke menelan biaya Rp2,54 triliun dengan 2,12 juta klaim kasus.
- Gagal Ginjal: Gagal ginjal membutuhkan biaya Rp2,32 triliun dengan 1,76 juta klaim kasus.
Menjaga kesehatan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga masyarakat dan pemerintah. Upaya bersama dalam mempromosikan pentingnya skrining kesehatan dan perubahan gaya hidup sehat dapat membawa perubahan positif dalam masyarakat kita. Dengan demikian, kita dapat menikmati hidup yang lebih panjang dan lebih sehat.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 28 Jul 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 30 Jul 2024